“Perginya ngga bisa ditunda lagi, ya?” Langit gelap. Gerimis sudah sibuk mengetuk-ngetuk kaki runcingnya di jendela saat kamu memberitahuku kalau waktu keberangkatanmu sudah tiba. Tidak lama lagi. Aku tahu, kamu memang akan, dan harus, pergi. Tapi, aku pikir tidak dalam waktu dekat. Dalam zona waktuku, ini benar-benar mendadak. Aku mulai merajuk, “Kenapa, sih, harus pergi?” Benar-benar, deh. Sebagai orang yang benci spontanitas, aku...