Mr. G: Tukang Pos Cinta
Jumat, Januari 30, 2015
Hai.
Oke. Saya sedikit kesulitan menemukan kata
sapaan yang tepat untuk dilemparkan padamu. Kita tidak saling mengenal, eh,
mungkin yang benar: belum saling mengenal. Saya baru saja menemukan akun
twittermu—yang cukup membuat saya terkejut—beberapa menit lalu. Kepo-kepo
sedikit—yang membuat saya lebih-lebih terkejut. Dan berujung pada gelitikan di
jemari tidak sabar menuliskan surat untukmu.
Saya ingat. Kamu yang beberapa waktu lalu
membuat award di twitter untuk para selebtweet. Saya tahu bukan karena saya
masuk nominasi, tentu saja. Itu karena Kak Rahne, selebtweet kesayangan saya,
masuk menjadi salah satu nominee. Pun karena Kang Emil yang dengan polosnya
bertanya: “Apa itu ‘G----’ Award?”. Ternyata benar, ya, apa yang orang bilang
kalau selebtweet seperti kalian punya lingkaran eksklusif sendiri.
Ah, tiba-tiba saya degdegan karena tersadar
sedang menuliskan surat cinta untuk selebtweet. Pun merasa bersalah karena sama
sekali tidak mengenalmu sebelumnya padahal, saya yakin, kamu terkenal sekali! Ya.
Meskipun rasa bersalah itu porsinya sedikit sekali, sih. Hehehe.
Baiklah. Untuk membunuh rasa bersalah yang
berdebar, saya ingin mengakui ini: saya kaget saat membuka profil twittermu dan
tidak sengaja—betulan tidak sengaja!—melihat avatarmu.
Kamu. Ganteng. Sekali. Serius.
Nah. Saya sudah menduga kamu tidak akan
terkejut. Selain sudah banyak yang mengatakannya padamu, dari bagaimana rupa
wajahmu pun saya tahu kalau kamu adalah tipikal pria yang suka mengagumi
ketampanan sendiri. Menghabiskan waktu berjam-jam berkaca di depan cermin,
berbisik: aku adalah pria tertampan di dunia ini.
Sepertinya pengakuan barusan justru membuat
rasa bersalah saya semakin menumpuk, berlipat-lipat. Oh, tentu tidak berlipat
di perutmu karena kamu pria yang rajin mengunjungi tempat kebugaran atau apapun
itu namanya.
Ah, saya tidak sopan, ya. Baru mengenal
seseorang lewat twitter beberapa menit lalu saja sudah berani bicara
macam-macam dan sok tahu tentang ini-itu. Sorry.
Hehehe.
Sebetulnya, tujuan saya menuliskan ini
hanya mau bilang: salam kenal, Mr.
Selebtweet! Kamu boleh memanggil saya dengan ‘Ma’. Itupun kalau kamu masih
sudi memanggil nama saya setelah sesi penerawangan yang menyebalkan tadi. Hehehe.
Saya adalah salah satu dari 2.4 K followers
twittermu yang—sebetulnya terpaksa—memfollow beberapa menit lalu karena kamu adalah
tukang pos cinta saya sebulanan ini. Ah. Selama tiga puluh hari ke depan semoga
saya tidak sering merepotkanmu karena terlambat mengeposkan surat cinta. Atau
tiba-tiba menghilang dari peredaran. Soalnya, saya mungkin akan tidak tertib
menulis. Tetapi selama saya masih diberi kesempatan menulis, kenapa tidak?
Terserah padamu, setelah event ’30 Hari Menulis Surat Cinta’ ini
segera melupakan saya, jauh-jauh. Atau justru menjadi pembaca tersesat di harian
iseng—nama blog ini, bergabung bersama pembaca setia lainnya (kalau ada). Oh,
kepala besar saya rupanya muncul lagi.
Oh, hei! Percayalah bahwa saya tidak
mengganti akun twitter menjadi berawalan huruf A supaya kamu menjadi tukang pos
cinta saya. Tidak. Tidak. Kamu boleh memfollback-nya kalau mau. Saya ada di
@asmaismi. Hehehe. Follback ya, follback ya, follback ya.
Selanjutnya, saya akan memanggilmu dengan
‘Mr.G’: si tukang pos cinta kesayangan. Saya hanya menyebutkan inisialmu saja
supaya terkesan misterius. Akhirnya.
‘Senang mengenalmu, Mr. G!’
Banyumas, Januari 2015
1 COMMENTS
Baru mampir udah suka banget sama tulisannya :)
BalasHapusHello, there! Welcome to harianiseng. Have you travel around here a lot, and get lost? Make sure to pay a visit later! Love.