­
In Karakter,

Maharani Sulaiman

"Ashima, tadi pagi Abang bilang, aku harus mengikhlaskan Ibu." Pagi tadi, selepas subuh, Maharani tiba-tiba meneleponku. Suaranya gemetar mengabarkan kondisi ibunya yang kritis. Ingatanku tenggelam pada Tante Swastika, salah satu dari sedikit perempuan yang aku kenal baik, tersenyum ceria saat memberiku keripik kentang buatannya untuk bekalku merantau. Itu sudah lama sekali, dua tahun yang lalu. Aku terbatuk. "Tante Swastika gimana?" Suaraku habis, berkat...

Continue Reading

FRIENDS OF MINE

Subscribe