maafkan akuuuu
Senin, Maret 26, 2012
lagi lagi.
cuaca sedang
panas terik hari itu. matahari kelewat semangat menyempurnakan siang.
hujan,
kumohon turunlah sekarang, harapku penuh cemas, biarkan aku menikmati guyuran airmu. turun
sekarang hujan, ku mohon, ayolah. ku rasa sesuatu yang buruk akan terjadi kalau
kau tak turun sekarang juga, hujan. aku meratap-ratap pada langit,
berharap keluhanku terbang dan di dengar hujan.
lalu ada
kamu, aku tidak berani tersenyum padamu, jangan
menatapku, batinku. tapi kamu bahkan memang tidak mau menatapku, sejahat itukah aku, Sayang? nista sekali
hidupku, Tuhan.
ah, ku rasa
itu hanya perasaanku saja, karena aku bahkan tidak berani melirik ke arahmu
lewat sudut mataku, kamu sedang
marah. dan aku bahkan tidak bisa berbuat apapun untuk meredam marahmu. maafkan
aku, seruku tentu saja dalam hati.
kamu marah
dengan sukses ketika aku berhasil membuatmu menungguku terlalu lama.
tidak, aku tidak marah, katamu tapi
dengan raut muka yang aku tahu, kamu sedang
marah. dan kamu tidak perlu bilang padaku.
lalu kamu diam
sepanjang perjalanan pulang, mengabaikan aku yang duduk di boncengan belakang
motormu dengan berdebar. kamu sibuk dengan pikiranmu sendiri, bahkan tidak
mencoba memancing obrolan denganku. itu yang
selalu kamu lakukan ketika marah padaku. bagaimana bisa aku tak tahu?
siang itu
aku terlalu lelah mengharap hujan turun, maafkan
aku. pikiranku ruwet, aku
ingin mengatakan sesuatu padamu, tentang hariku yang menyedihkan, tentang
gantungan kunciku yang baru, tentang bus yang selalu saja datang terlambat,
tentang anak kelinciku yang mati, tentang air keran di rumah yang rusak,tentang
aku yang mandi di rumah tetangga, tentang kakimu yang kemarin sakit, tentang
gor yang begitu ramai kala pagi, tentang apa saja, apa pun yang selalu aku ceritakan
padamu. tapi tidak bisa, maafkan
aku. maafkan aku. aku bahkan tidak tahu kamu sengaja tidak pulang hanya untuk
menungguku. aku bodoh. maafkan aku. kamu sedang sakit dan seharusnya kamu
sedang istirahat di rumah daripada menemaniku yang menyebalkan di luar panas
begini. maafkan aku.
aku mulai
hilang akal. akibat menghabiskan banyak menit bersamamu dalam diam. aku sibuk
dengan jam putih di pergelangan tanganku. ku putar-putar. ku lihat jarum
jamnya. ku bersihkan debunya. hal bodoh
macam apa yang sedang ku lakukan? aku lihat anak jarum jamnya dan
terpekik, jam tiga sore? Ya Tuhan, maafkan
aku yang membiarkanmu menunggu terlalu lama. kamu menunggu di mana? kenapa
tidak pulang? lalu aku
mendengar gumamanmu, tidak begitu jelas, kamu bilang
selesai jam setengah dua. untuk apa aku pulang.
kamu marah, kataku. kamu selalu begini tiap kali aku membuatmu
kesal. aku mulai tahu kebiasaanmu dan jangan berkilah.
kamu tetap
diam. bahkan tidak mencoba menanggapi ucapanku barusan. keluarkan saja marahmu padaku. daripada kau tumpuk sendiri. marahlah
padaku. jangan diam saja.
kamu masih
tetap diam, aku mulai kikuk. memainkan ujung risleting jaket birumu, ini abu-abu, katamu dulu sekali. aku
mulai terdiam. bingung dengan ucapanku sendiri.
lalu kamu
menengok ke arahku, aku menatap matamu. alih-alih matamu, yang ku lihat
hanyalah pantulan wajahku di kacamatamu.
susah sekali marah padamu. dan jangan minta aku
untuk marah padamu. biarkan saja aku diam. aku hanya tidak ingin membuatmu
takut padaku ketika aku marah nanti.bisa-bisa kau menangis jelek sekali.
kamu sudah membuatku takut sedari tadi di awal
perjalanan pulang.dan aku bisa menangis di rumah. menangis tidak asyik ketika
bersamamu.
kamu mulai
tersenyum dan aku sedikit lega, ayo
teruslah tersenyum. tapi kalau kau masih ingin marah. marahlah padaku.
kamu
menggeleng, tidak. sudah sering ku
bilang,susah sekali untuk marah pada gadis menyebalkan sepertimu. terlalu
sayang untuk marah padamu. kamu sendiri orang yang sulit memaafkan.
rasanya aku
ingin menangis sambil tersenyum mendengarnya.
maafkan aku.
P.S :
maafkan aku ya selalu dan selalu membuatmu
menunggu.
I Love You
0 COMMENTS
Hello, there! Welcome to harianiseng. Have you travel around here a lot, and get lost? Make sure to pay a visit later! Love.