Surat Cinta 12: Untuk Lelakiku
Sabtu, Februari 01, 2014Hehehe~ | Photo Credit: favim.com |
Teruntuk Lelakiku kelak, sesosok pria baik yang ingin kutemani hingga waktuku kering.
Sedikit-sedikit aku ingin tersenyum malu
ketika mengaku bahwa di sela-sela lembabnya udara peralihan bulan Januari ini, aku
masih saja sibuk memikirkanmu, Lelakiku kelak.
Aku belum juga bosan memperhatikan pertanda mengenai sosokmu di masa depan, menerka-nerka
seperti apa rupamu nanti, bagaimana senyummu terbentuk, atau mengapa matamu
begitu hangat setiap kali bersitatap.
Dan tidakkah kamu tahu, Lelakiku, kami—para perempuan ini— tidak
pernah berhenti memimpikan hal-hal baik di dunia ini. Belum bosan untuk
mengikatkan asa yang menguap hingga langit-langit. Ya, kami—para perempuan
ini—selalu saja berharap akan datang masanya kamu datang menemukan kami. Begitu
pun aku, perempuan pemimpi yang terkungkung sepi di sini. Belum juga kah kamu
menemukan selipan tawa yang sengaja aku lemparkan untukmu? Setiap pagi, dalam dekapan
doa-doaku.
Aku percaya, akan tiba masanya kita saling
menemukan. Aku menebak (lagi-lagi) di penghujung bulan September, entah kapan,
dalam keringnya Yogyakarta. Aku dan kamu akan saling bertautan tangan,
membicarakan hal-hal sepele di masa depan.
Saat itu adalah hari saat kamu melamarku, dan
hanya dengan satu helaan napas, kamu berhasil membuatku terpaku dengan ruahnya
kupu-kupu di perutku,
aku tidak pandai mengungkapkan
kata-kata manis sepertimu, tetapi percayalah, aku hanya ingin bersamamu hingga
waktu kita habis. Menikahlah denganku, dan mari kita bahagiakan anak-anak kita
kelak.
Aku akan tersenyum begitu panjang hingga
pipiku merona merah muda. Iya, Lelakiku
kelak, aku akan sabar menunggu waktunya tiba.
**
Lelakiku
kelak, tempatku menemukan cinta yang
luar biasa dalam kesederhanaan.
Sebentuk undangan akan mengawali
perhitungan mundur untuk tibanya hari sakral itu. Hanya sepotong kertas
sederhana sewarna merah lembayung—iya,
Lelakiku kelak, itu masih menjadi warna kesukaanku hingga saat ini—berhiaskan
detail-detail ukiran timbul di halaman pertama, pilinan pita emas sebagai aksen
tambahan. Ah, juga goresan nama kita berdua saling melilit manis memenuhi
permukaannya. Simple tetapi tetap
elegan. Seperti kesukaanku. Dan bisa saja menjadi kesukaan kita berdua, Lelakiku.
Lelakiku,
saat hari pengucapan-janji-yang-ditanda-tangani
tiba, aku akan menjadi perempuan paling bahagia sedunia. Terlebih dengan hadirnya
kamu menjadi mempelai laki-lakiku. Tidak akan ditemukan pernikahan mewah dengan
biaya membengkak di pernikahan kita. Hanya resepsi sederhana bersama keluarga dan
orang-orang terdekat. Setidaknya, pernikahan kita akan dipenuhi dengan gegap
kebahagiaan dan kucuran doa dari orang-orang yang selalu berharap terbaik untuk
kita berdua.
Prosesi pernikahan kita pun sederhana. Aku
akan mengenakan kain kebaya putih berbahan beludru dan kain jarik. Memakai
kerudung dibalik sanggul, rangkaian melati semerbak sebagai hiasan. Dan kamu, Lelakiku kelak, akan mengenakan beskap
putih dengan blangkon menutup kepala. Keris berhias bunga melati terselip di
balik pinggangmu.
Ah, aku yakin, kamu akan membuatku sesak
napas karena melihatmu begitu mempesona mataku.
Saat pemberkatan—dalam Islam disebut dengan
Ijab Qabul— kamu akan duduk berhadapan dengan penghulu dan Ayahku. Sendirian.
Karena aku akan berada dalam ruangan yang berbeda. Tentu dengan degup jantung
yang sama dengan milikmu, tidak keruan. Menunggu
dengan tidak sabar hingga kamu menyebutkan,
kulo tampi, nikahipun
Asma Karimah binti Heri Supriyanto dengan mas kawin seperangkat alat shalat
sampun dibayar tunai. (Saya terima nikahnya Asma Karimah binti Heri Supriyanto
dengan mas kawin seperangkat alat shalat dibayar tunai.),
dalam sekali helaan napas. Kemudian para
saksi meneriakkan, Saaaah. Dan (lagi-lagi)
aku adalah perempuan paling bahagia sedunia karena menjadi isterimu yang sah. Digandeng
dengan salah satu sahabat perempuanku, aku keluar menuju tempatmu mengucapkan
janji pernikahan. Tersenyum begitu bahagianya saat kamu menggandeng tanganku,
menyelipkan cincin di jemariku, lalu mengecup keningku malu-malu.
Seperti pintamu (kalau saja kamu meminta), kita
akan melakukan resepsi menggunakan adat Jawa. Dan seperti yang telah kamu tahu,
aku adalah anak perempuan pertama dalam keluargaku, maka bisa dipastikan akan
ada banyak detail adat Kejawen di
hari bersejarah kita.
Kembang
Mayang sebagai lambang kebahagiaan dan
keselamatan. Lengkungan janur kuning. Pasren
yang digantung di pintu masuk. Kembang
setaman dalam bokor kuningan.
Dan, oh, iya, Gebyog Jawa sebagai
tempat pelaminan dengan dekorasi taman kecil yang sederhana di depannya. Tidak
perlu menyewa gedung mahal, karena halaman depan rumahku pun cukup luang untuk
pesta pernikahan kita. Hanya tinggal menyulap garasi dan memasang tratag.
Prosesi adat Jawa disebut dengan Upacara Panggih. Ketika biasanya aku
hanya menonton dari jauh ketika prosesi ngidak
endhog atau menginjak telur dilakukan. Saat itu, aku dan kamulah yang
menjadi pemerannya. Prosesi ketika kamu menginjak telur ayam, kemudian aku akan
membasuhnya. Dilanjutkan dengan beberapa prosesi adat lainnya—yang detailnya
akan kita ketahui kelak. Ditutup dengan sungkeman
sebagai ungkapan bakti kepada kedua orang tua dan juga mohon doa restu agar
kita berdua sama-sama tetap saling menyayangi dan mendukung satu sama lain
dalam keadaan seburuk apapun.
Ah, saat ini, aku bahkan kehilangan
kata-kata karena membayangkan seperti apa rasanya mengalami pengalaman (yang aku
harap) once in a life time. Bersama
kamu, Lelakiku kelak.
Dan, Lelakiku
kelak, yang besok aku panggil dengan, suamiku,
aku akan tetap menunggu hingga saat nanti tiba. Saat yang begitu tepat
hingga tidak lagi aku ragu mengungkapkan,
aku mencintaimu karena
Allah.
yang tak sabar mencintaimu,
isterimu
kelak.
ps.
tulisan ini kemarin diikutkan dalam event Dream Wedding oleh kak Okke. tetapi tidak lolos lima besar karena setelah saya amati masih banyak detail yang belum saya sebutkan. seperti mahar atau souvenir pernikahan. hahaha. baiklah, kapan-kapan akan saya update ya. mungkin... H-5 menjadi Nyonya Suami-Saya-Kelak :))
ps.
tulisan ini kemarin diikutkan dalam event Dream Wedding oleh kak Okke. tetapi tidak lolos lima besar karena setelah saya amati masih banyak detail yang belum saya sebutkan. seperti mahar atau souvenir pernikahan. hahaha. baiklah, kapan-kapan akan saya update ya. mungkin... H-5 menjadi Nyonya Suami-Saya-Kelak :))
33 COMMENTS
Lelakimu kelak akan datang disaat kamu bener-bener matang dimata Tuhan
BalasHapusHehehe In SyaAllah.
Hapusaah udah romantis gitu padahal. bikin senyum2 sendiri bacanya :)
BalasHapusHehehe peserta yang lain, pestanya lebih meriah sih soalnya.
HapusSebuah tulisan sederhana, selamanya cukup dan sempurna :)
BalasHapusterima kasih cukup sekian :))
HapusKece abis. Saya seakan-akan ada di waktu itu.
BalasHapusMungkin Ismie salah satu undangannya.
Hapusahh. kenapa sih semua artikel yang lo buat dalam bentuk surat, selalu bikin gua tersenyum. kata2 lo keren semua
BalasHapusApalagi kalo bikinnya, 'teruntuk bang Arman.'
Hapusaihh aku jg sering membayangkan seperti ini, kira-kira seperti apa calon imam ku kelak dan seperti apakah pernikahan kelak, Ya semua orang boleh kan berkhayal dan berencana, tp ya semua tetap Allah yang mengatur.
BalasHapusHehehe iyaa tapi sebelumnya udah ada usaha mimpi dulu kan boleh.
Hapusaku tak mampu berkata apa2 selain komentar ini :)) two thumbs up
BalasHapusHehehe.
Hapussemoga hati ini akan tetap terjaga untukmu "lelakiku" kelak
BalasHapusWah, aamiin.
HapusHuwala aku melting baca ini wakakak <;D
BalasHapusAyo, segera dibekukan lagi, dek :p
Hapussemua perempuan mengharapka yang sedalam dan sekhidmat itu atau lebih yah mbak ??
BalasHapushemm bukannya setiap perempuan ingin menghabiskan waktu dengan pria yang tepat?
HapusMari, menunggu bareng2, Kaak. :D
BalasHapusJogjane mana, Jeng?
ayooook. daerah UGM, Mbak :))
HapusSukaaaaa banget sama tulisanmu yg satu ini. Keren banget. Jadi kepikiran...mungkin ga seandainya wanita yg kelak jadi istri gua juga sekarang lagi diem diem nulis kayak gini, wkwkwk. Ijin share linknya di fanpage Emotional Flutter di FB yaaa =)
BalasHapushahaha mungkin aja Bang. eh, ternyata dia nulis begini setiap hari gara-gara udah kangen sama calon mempelainya :p
Hapuswah, sila sila.
Oooooh tulisan ini tuh buat sebuah Event toh, kirain emang mengungkapkan dan tulus dari hati hahaha xD
BalasHapusEh atau emang ini true story? overall tulisan ini khas banget
ya karena temanya 'Pernikahan Impian' jadinya aku bayangin pingin seperti apa besok, Bang. hehehe.
HapusTemen gue yang satu ini emang jago kalo nulis soal beginian. Muehehe. Semoga kelak dapat yang pas ya, mbak :)
BalasHapusHehehe soalnya ngga jago bikin komik kaya bang Gayuh :p
HapusSip!
Sukses Cinta Karna Allahnya...
BalasHapus:))
HapusKok aku suka ya sama penulisan & pihan katanya. Follow ah :)
BalasHapusHehehe silakan silakan.
HapusBagus, selalu menulis... :D
BalasHapusHello, there! Welcome to harianiseng. Have you travel around here a lot, and get lost? Make sure to pay a visit later! Love.