Surat Cinta 20: Untuk Kupu-Kupu
Sabtu, September 06, 2014
Kepada
Rama, penetas senyum yang bersarang di hati.
“Hai, pendek!”
Ingat
saat pertama kali kita satu kelas dan kamu selalu memanggilku dengan sebutan—menyedihkan itu? Semoga saja kamu masih mengingatnya
dengan baik, ya. Lihat saja, sekarang kamu hanya lebih tinggi
sejengkal-tangan-bayi dariku. Pun kalau kamu lupa, sepertinya aku akan menyesal
karena berusaha mengingatkanmu pada hal-hal bodoh yang terjadi saat itu.
Lagipula aku tahu kalau kamu ini pelupa. Pelupa yang sulit dilupakan. Ah,
lihat, aku bahkan mengawali tulisan malam ini dengan melemparkan gombalan
padamu, Ram! Hahaha.
Sebelumnya,
aku ingin merunut awal mula kita menjadi
sepasang-tetangga-bangku-yang-saling-sebal, oh, aku akan menyingkatnya menjadi:
perseteruan Asma dan Rama. Sebetulnya, aku pun memang pelupa. Aku tidak
terbiasa mengingat hari atau tanggal. Aku hanya pandai mengingat momen, lalu
melipatnya di lemari kepalaku.
Semoga
saja ingatanku masih benar.
Saat
itu kelas sembilan, dan kamu adalah tetangga-bangku paling menyebalkan nomor satu
di dunia. Ada banyak hal bodoh yang kamu lakukan—dan bagiku itu menyebalkan,
yang tiba-tiba saja aku temukan, setelah akhirnya aku mengenalmu. Ada banyak
umpatan yang aku selipkan di saku jaketmu, saking sebalnya. Pun, kamu
melunasinya dengan membuatku tertawa di sela-sela hibuknya pelajaran saat itu. Meskipun
sampai saat ini, aku masih saja bertanya-tanya, mimpi apa aku karena harus
duduk berseberangan bangku denganmu selama satu semester.
Oh,
jangan menuduhku telah menaruh hati padamu sejak dulu karena menceritakan
detilnya. Aku hanya, ah, kamu tahu kan kalau aku suka bercerita dengan detil.
Dan, aku ternyata masih menyimpan mereka di laci kepalaku. Asal kamu tahu, aku
tengah bersusah payah mengeluarkan mereka dari ingatanku, Ram!
Aku
lupa—atau melupakan, bagaimana kamu akhirnya bersama seseorang. Tidak, aku
tidak patah hati, sungguh. Aku hanya merasa sedih, karena tidak bebas lagi mengerjaimu
sepanjang pelajaran, atau sibuk menanyakan soal matematika yang tidak bisa aku
kerjakan. Aku khawatir, kalau-kalau menakalimu berlebihan akan membuatku tidak
selamat saat pulang sekolah. Hehehe, iya, aku memang suka berpikir yang
tidak-tidak.
Lalu,
aku dihujani doa dari segala penjuru agar Tuhan segera menyembuhkan hatiku.
Padahal, hatiku baik-baik saja. Huft. Manusia memang sering berlebihan, ya.
Selanjutnya,
garis pertemanan kita ternyata saling membelit. Ada hal yang sering membuatku
bertanya, hingga saat ini, bahwa lingkaran pertemanan kita jelas-jelas berbeda.
Kamu dengan teman-temanmu yang seperti itu, dan aku dengan teman-temanku yang
seperti ini. Setelah kamu putus, entah, alam melakukan konspirasi apa lagi, yang berhasil membuat
kita dekat.
Ya,
kamu seharusnya mulai banyak-banyak bersyukur sekarang, karena diperbolehkan mengenal
gadis semanis aku, Ram. Oke, oke. Kamu boleh mulai tertawa sekarang. Hahaha.
Lalu,
ada hari di mana aku akhirnya memperbolehkan kamu masuk ke duniaku. Karena apa?
Aku tidak tahu. Sepertinya nyaman. Bahwa
aku, masih bisa menjadi aku yang begini setiap kali bersama kamu. Bahwa aku, menjadi
diingatkan untuk memegang kepercayaan seseorang baik-baik. Oh, percayalah.
Perasaan itu tidak tumbuh semudah aku menceritakan ini padamu. Tidak
sesederhana itu.
Ada
perjanjian yang aku buat sendiri, selama empat tahun ini, bahwa aku, akan
menjagamu dengan pandai, karena tidak ingin tahu bagaimana rasanya menyakiti
seseorang yang aku sayang.
Tahun
kelima ini, bagaimana kalau kita berusaha untuk saling menyeimbangkan? Aku
tidak memintamu untuk berjanji, karena mungkin akan semakin sulit. Hanya saja
aku ingin sedikit mengingatkanmu. Saat kamu berlari terlalu kencang menuju
mimpimu, maukah kamu berbaik hati sesekali menengok ke belakang?
Akan
ada aku di sana, yang menetaskan senyum-senyum milikmu, di cangkir mataku.
Seperti balon, kamu pandai menerbangkan merah jambu di pipiku. |
Yogyakarta,
6 September 2014
Ram,
ada yang menyalakan kembang api di depan jendelaku malam ini. Hadiah darimu?
53 COMMENTS
Woow..ini si Rama nya baca nggak? hehehe
BalasHapusEmang susah ya kalo temenan terlalu akrab sama lawan jenis, sering timbul perasaan suka yang kelewat batas.
BTW, anak Jogja ya? Jogjanya mana? Gue juga di jogja nih, di UMY. Salam kenal...hehee
Ah, titip pesen biar dibaca Rama, ya, Bang.
HapusHalo, aku di UGMnya. Anak Blogger Energy juga kok :))
Pertama kali main ke sini :)
BalasHapusKeren banget pemilihan kata-katanya.
Ini apakah cerita hati atau cerita pendek mbak?
Halo. Selamat tersesat di Harian Iseng :))
HapusHehehe ayo tebak-tebak.
Sebagai surat cinta, ini nyesek gitu. Gue like alurnya.
BalasHapusKunjungan pertama Pangeran Wortel
Kenapa nyesek, padahal ini happy ending, lho.
HapusAh Kak Asma.. entah kenapa setiap bermain ke sini, dan membaca postingannya, selalu aja tumbuh rasa--yang susah dikendalikan, selalu saja ingin rasanya aku--sebagai pembaca--adalah dia yang menjadi alasan postingan ini ditulis. Haha, mungkin ini yang namanya romantis, bikin kepingin aja.
BalasHapusYaudah, ah, kayaknya yang ini bukan fiksi, kan? Aku males menebak-nebak, aku sudah lelah tertipu oleh hal-hal manis seperti ini hehe. *aku ngomong apa sih
Sama dong! Kalo main ke blog Huda rasanya ketagihan, pengen baca tulisannya lagi, lagi, lagi sampai habis.
HapusHehehe iya deh karena ntar dibilang perempuan paling ambigu lagi, aku ngaku kalo yang ini bukan fiksi.
Ah sweet. Kalo ini non fiksi, semoga si Rama ngebaca dan kalo ini cuma fiksi THIS IS SO COOL. Good job.
BalasHapusHei, Kak Ismi udah lama ngga ke sini.
HapusKalo lama2 bisa falling in love nih,...
BalasHapusWew gila... Bagus banget Kak tulisannya. Dali sangat suka ama kalimat dan kata-katanya. Sumpah, Dali dibuat melayang terbawa suasana. Ada beberapa poin kalimat yang ngebuat Dali bilang "Wow", soalnya pas dan keren abiss.
BalasHapusBener tuh kata Huda, kayaknya ini bukan fiksi deh, Dali yakin banget. Ah... Tapi entahlah, manusia terkadang terlalu berani menebak.
Hehehe Dali baca aja ngga usah ditebak-tebak.
Hapusfriendzone kah ini? kadang orang menyebalkan emang ngangenin, muehehehe...
BalasHapusHayo curhat, kan.
HapusNah loh Asma~ kenapah kamu begitu romantis T^T
BalasHapusAh, Kak Nuha.
HapusKisah klasik ya Ma, temen yang paling mensebalkan saat kelas Sembilan berubah romantis. Iya Ma, aku yang melakukan itu untuk mu, kata Rama :p
BalasHapusIya, kan berantem dulu habis itu naksir ya, Ca hahaha.
HapusApadeh kamu ini ._.
Menarik Kisahnya,
BalasHapusPerdana dimari, Mudah mudahan betah deh disini ^_^
Halo selamat tersesat!
Hapusah romantiis ,, hadiah dari ram ..hhahaha
BalasHapusIni asma naksir pacar orang? \:p/
BalasHapusIya, Bang aku lemah.
Hapuswih. kalau Rama baca ini pasti klepek2 deh tuh. masih tetep keren nih kalau bikin surat cinta. keep writing ya, Ma
BalasHapusHehehe keep reading juga ya Bang! /lah./
HapusKeren ih, suka baca nyaaaa:$ iya, ini friendzone atau gimana ya:p
BalasHapusHmm kasih tau ngga, yaa.
Hapusini malah wanitanya yang romantic banget hehe
BalasHapusweleh weleh sweet
Hehehe ayo Karina buat juga.
HapusRomantis kakak.. :D
BalasHapusini surat cinta yang semoga sampe kepada sang Rama.. :)
keep writing.
tulisannya keren
Hehehe terima kasih sudah tersesat di sini, Lita.
Hapusramanya baca gak yah ?
BalasHapusHmm tolong kasih tahu dia, dong.
HapusKeren. Sumpah gue merinding bacanya. Gue nggak tau, apakah gue merinding karna baca tulisan ini, atau mungkin di sini ada makhluk astral dan aura-aura negatif. Entahlah. Hahahah
BalasHapusAwas, belakangmu!
Hapuskata-kata di ending hadaw banget itu vroh
BalasHapuskeren ini (y)
Hehehe besok main ke sini lagi, ya!
HapusSusah memang kalau sudah terjebak friendzone. Mau keluar juga enggak ikhlas. Yang perlu dilakukan hanya menatapnya dari jauh. Eaa.:D
BalasHapusSeharusnya memang jaga saja perasaannya, tidak perlu diungkapkan kalau memang takut kehilangan momen bersamanya. Itu kalau tidak mau menanggung resiko dan siap terus ada di sisinya, tanpa tahu perasaanmu padanya.
Diksinya keren. :)
Aduuuh, so suiiit gila. Udah 5 tahun? CIyus? >.<
BalasHapusHehehe iya nih, Mas, jadi udah temen banget malahan rasanya.
Hapuswuihh bahasanya keren :D
BalasHapusEndingnya agak-agak nyesek gimana gitu nih.. hahaha
Entah ini masih calon atau sudah resmi friendzone :p
But, Keep Writing :3
Teruntuk Asma, tetangga bangkuku yang paling kurindukan.
BalasHapusAku tentu ingat jelas semua hal yang dulu pernah kita lakukan bersama. Aku ingat jelas bagaimana kau sering usil padaku. Bagaimana aku bisa melupakan semua hal yang bersangkut-paut denganmu?
Ah, iya, soal itu... Andai kau tahu, Asma. Betapa selama ini aku kesulitan untuk bisa menerima kehadiran orang lain yang bisa menerimaku apa adanya, seperti yang kamu lakukan. Sayang, semua perempuan yang pernah singgah, tak ada satu pun yang menyamaimu. Kau takkan terganti, Asma. Aku... Hanya tidak tahu bagaimana harus mengungkapkannya. Semoga saja kali ini, perasaanmu belum berubah ya. Karena perasaanku kini masih seperti dulu. Aku memiliki rasa lebih padamu, Asma...
rama itu yang ^ toh
Hapussudah lima tahun kebersamaan ya?? dari kalimat pertama aku juga tahu akhirannya pasti akan ada benih benih cinta yang bersemayam di hati, kalo nggak hati masing masing ya hati salh satunya..hehehe..so sweet. pasti masih muda ya? *apahubungannya
BalasHapusSebisa mungkin jangan pacaran sama sahabat, karna kalau putus bisa kehilangan pacar sekaligus sahabat.
BalasHapusTapi bagus tulisannya, juga ceritanya.
Kena kutukan friendzone kayaknya..
BalasHapusWell,
BalasHapustulisanny manis... Sederhana, tapi permainan kata2nya tak sesederhana itu.
Keren.
Asma, surat cinta yang kamu bikin sweet sekali.
BalasHapusRama mana lagi yang tak kan jatuh hati membaca surat ini?
ceritanya ngena banget,sama persis sama yang aku rasakan dulu,good job kak,semoga rama baca tulisan ini :)
BalasHapusBukan, itu hadiah dariku...
BalasHapusInget masa cecintaan :(
BalasHapusahhh surat cinta ini kubaca sore2 ... pas sekali suasananya :)
BalasHapusHello, there! Welcome to harianiseng. Have you travel around here a lot, and get lost? Make sure to pay a visit later! Love.