Surat Cinta 22: Tidak Sederhana
Senin, Mei 04, 2015
Halo.
Hm. Aku
baru saja berkunjung ke beberapa—atau mungkin banyak—blog yang entah kenapa,
sebagian besar postingan yang aku baca hari ini berisikan perasaan takjub para
perempuan untuk lelaki mereka, yang katanya sederhana.
Kamu tahu
kalimat mereka yang membuatku tersenyum-senyum geli? Mereka menuliskan, ‘kamu
sederhana, tetapi justru mampu membuatku jatuh hati berkali-kali, pada orang
yang sama, padamu’. Tidak hanya itu, masih banyak kalimat serupa yang
menunjukkan bahwa menjadi lelaki sederhana pun ternyata mampu menawan hati
mereka, dengan begitu dahsyatnya.
Mendengar
kata sederhana tetapi mampu menawan hati ini, justru membuatku berpikir bahwa
bisa saja mereka ini ternyata menyelipkan suatu dukungan untuk Pak Jokowi, yang
akhir-akhir ini tengah dilanda krisis kepercayaan. Hm. Tentu, tentu, postingan
ini bukan bermaksud untuk mengirimkan sinyal-sinyal untuk Pak Jokowi.
Aku
menuliskan surat ini untukmu, halo, Lelaki yang Tidak Sederhana, karena ingin
memberitahumu bahwa kamu sebenarnya tidak perlu menjadi sederhana untuk mampu
menawan hati perempuan. Meskipun akhir-akhir ini memang, ya, terlalu banyak
kepura-puraan, tetapi kenapa tidak menjadi dirimu saja?
Tidak ada
yang salah dengan keadaanmu; yang secara beruntung lahir di tengah keluarga
berada, atau menjadi anak lelaki satu-satunya di keluargamu yang akan mewarisi
bisnis keluarga, atau justru semua ini merupakan hasil kerja kerasmu
mengembangkan bisnis selama ini. Sekali lagi, aku ingin bilang bahwa, tidak ada
yang salah.
Ah. Aku
sendiri pernah menuliskan surat untuk pria sederhana, di sini dan di sini.
Tidak bermaksud membuatmu berkecil hati karena sepanjang pemahamanku, terhadap
sesama perempuan, sebetulnya kami memang mudah saja dibuat bahagia.
Percayalah
bahwa, meskipun kami—para perempuan ini, kerap memuja lelaki sederhana, yang
dengan kesederhanaannya mampu melelehkan hati kami di setiap perlakuannya, kami
tidak akan menolak sama sekali ketika secara kebetulan diperlakukan dengan
begitu, hm, begitu apa, ya, begitu mewah.
Tidak ada
yang salah dengan mengajak perempuanmu makan malam di salah satu restoran
ternama, mengantarnya pulang dengan kendaraan model terbaru yang kamu beli
beberapa hari lalu, dan memberinya kejutan kecil berupa buket mawar sejumlah
tanggal jadian kalian.
Oh iya.
Aku ingin membuat pengakuan mengenai hal ini bahwa sesuatu yang berasal dari
hal yang kecil dan sederhana justru lebih terasa romantis ketika dituliskan.
Hm, bisa jadi karena itu tidak banyak yang menuliskan tentang perlakuan ‘wah’mu
pada kami. Coba saja baca komentar yang diselipkan di kedua postingan itu.
Begitu mudahnya membuat kami—para perempuan—meleleh, bukan?
Aku
bahkan berani menduga-duga, akan lebih banyak perempuan yang merasa iri ketika
salah satu teman mereka mendapat kado ulang tahun dari lelaki sederhananya
berupa foto kolase buatan sendiri, dibandingkan cerita tentang kado boneka
besar di depan pintu. Oh, well, meskipun bagiku tidak ada yang harus
dipermasalahkan.
Meskipun
kami sering menuliskan betapa romantisnya diajak makan siang berdua di kedai
sederhana samping kampus atau sekadar jalan-jalan ke toko buku, di sela-sela
pipi merah kami yang tersipu, kami sebetulnya hanya melebih-lebihkan hal itu.
Bagi kami, yang lebih penting justru ada pada momen.
Meskipun kami
sangat terkesan ketika mendapat benda buatan tanganmu sebagai kejutan ulang
tahun kami, beberapa dari kami akan sangat bahagia ketika menemukan sepatu yang
kami incar di shopious
berada di balik kado pemberianmu. Bagi kami, yang lebih penting
justru selalu pada pesan manis di balik pemberianmu.
Asalkan
kamu paham bagaimana mengatur ‘kepunyaan’ yang kamu punya dan tidak
menjadikankannya sebagai sesuatu yang paling kamu tonjolkan, bagiku tidak
masalah. Sudah aku bilang, perempuan-perempuan ini memang begitu mudah dibuat
bahagia, kan.
Banyumas,
2 Mei 2015
‘Halo,
Rama-rama(ku). Sudah selesai menyendiri, bukan? Ayo, kita pergi makan!’
19 COMMENTS
Pertamax diamankan dulu mba :D
BalasHapus:D Wah terimakasih sudah mbikin pikiranku jalan-jalan dengan imajinasi dalam tulisan2 yang selalu keren :>
BalasHapusah. jadi cewek pengen kado dari shopious? oh. oke. segera cus kesana. haha
BalasHapustapi, bentar. kan, gak ada cewek. huuu :(
Surat cinta sederhana yang indah :)
BalasHapus"Hal terbaik yang bisa orang lain berikan adalah menjadi dirinya sendiri." *ngutip dari blog safiranys.blogspot.com :D
Postingan terselubung jadi nya yah mba, di dalamnya ada sebuah dukungan buat jokowi :D
BalasHapustulisanya keren, sukses terus yah
BalasHapusmau makan2 nih? boleh ikutan? hehehehe
BalasHapusbagus tulisanya gan
BalasHapusAku Kudhu Piye, menjadi sederhana bikin cewek ngikut ya? Ah,.. hahaha. Aku menjadi diriku saja, diri yang kudhu piye. Hehe... “Meskipun akhir-akhir ini memang, ya, terlalu banyak kepura-puraan”. Kalimat di dalam dua tanda petik ini menjadikanku berfikir, “apa maksud dari kepura-puraan?”
BalasHapusLelaki ku tak sederhana.. Ia kadang kebanyakan gaya. Bahahah! :D
BalasHapusbagus ceritanya gan
BalasHapusJadi terinspirasi bikin surat cinta hahaha
BalasHapusLelaki sederhana.. :-)
BalasHapusKeren mbak artikelnya :)
BalasHapusKunjungi blog saya ya mbak :)
Tempat wisata terbaik Malaysia
Nice shob..
BalasHapusSalam blogwalking,,,
sederhana itu ketika bisa bicara "aku ga punya uang, tapi aku pengen romantis sama kamu". cukup 2 mangkok baso tanpa es teh manis mungkin itu yang namanya sederhana.
BalasHapusLaki-laki sederhana itu aku, ketika uang dan kontrakan harus dibayar ternyata dirinya bersedia membayarkannya dulu. Cmiw
Sederhana itu saling membantu.
http://www.indoblazer.com
Sederhana itu rumah makan Padang, hehehe..
BalasHapussalam
Lelaki yg tidak sederhana,karena mampu memberikan inspirasi menulis
BalasHapusLelaki yg tidak sederhana,karena mampu memberikan inspirasi menulis
BalasHapusHello, there! Welcome to harianiseng. Have you travel around here a lot, and get lost? Make sure to pay a visit later! Love.