Sepotong Journey
Kamis, Mei 02, 2013
Bahagia itu sederhana. Klasik.
Sesederhana perasaan hangat menghidu aroma sprei yang baru diganti,
sembari tertidur meringkuk di balik selimut saat hujan tengah bersimfoni dengan
riangnya. Meskipun ada banyak kabel berbelalai berserakan acak di sela bantal. Spidol
warna-warni yang kehilangan tutupnya. Benang-benang; merah, hitam, cokelat, biru, saling memagut. Sisa potongan kain
flanel tersebar acak. Modul persiapan SBMPTN yang tergeletak tak bernyawa,
bosan dicuekin. Atau mengabaikan
bocoran air hujan yang merembes di dinding, saling menggurat kertas dinding
yang baru selesai dipasang.
Bahagia itu sederhana. Klasik.
Seperti halnya ketika kamu, secara
tidak sengaja, membuka file-file lama
dan menemukan lembaran kenangan dalam kardus berdebu di pojokan, tempatmu
menyimpan sebentuk kenangan masa lalu. Menatap
gambar diri yang dulu sekali dicetak asal, tapi pada akhirnya mampu membuatmu
berseru, hey, ternyata dulu aku pernah
sebahagia ini, ya! Kemudian termangu mengingat-ingat kembali segala sesuatu
yang pernah terbagi.
Kamu, fotomu, tidak lagi mengulum senyum, kamu bahkan berani memecah
tawamu. Bersama mereka, sosok-sosok istimewa, dalam kisah sepotong hatimu.
Sudah terlalu lama saya berhenti menulis, mengamuflasekan kesibukan
persiapan Ujian Nasional kemarin sebagai alasan untuk tidak menulis dalam waktu
yang begitu lama, berhenti menulis dalam
artian singkatnya.
Pft.. Padahal apa, sih,
salah Ujian Nasional sampai tega-teganya saya mengambing hitamkan dia? Tidak ada, bukan. Selain membuat
saya tidak nyenyak tidur beberapa hari sebelum the D-Day, membuat saya gelisah, kepala pening, sakit perut, ingin
muntah, alergi angkutan umum.
Ups, ternyata banyak juga
salahnya dia, ya -___-
Mungkin tidak sepenuhnya benar untuk kembali menulis setelah begitu
lama hiatus dari depan layar Word komputer
lipat saya. Terlalu banyak yang ingin saya tulis sementara jari tangan saya
sepertinya tidak cukup kuat mengambil kompromi dari hal ini. Tapi, tidak ada
salahnya dicoba, bukan?
Saya akan dengan senang hati melemparkan maaf untuk kamu, kalau pada
akhirnya postingan kali ini akan
lebih mirip galeri foto dibandingkan tulisan sekadar iseng J
Sepotong kenangan ini sebenarnya pernah saya tuliskan beberapa bulan
yang lalu, masih tersimpan dengan amat sangat rapi di draft, dan belum selesai, tentu saja. Ketika hari yang mendung ini
tiba, dan saya berniat untuk menyelesaikannya, ups, ternyata saya lupa apa passwordnya. Hahaha. Baiklah, saya akan
menuliskannya ulang dengan senang hati untuk kamu :)
Cerita kali ini tentang A Piece
of Starbucks’ Journey. Oh iya, Starbucks sendiri pernah saya posting
sebelumnya di sini.
♡♡
Cerita bermula di bulan Oktober yang sendu selepas berakhirnya Ujian
Tengah Semester yang menjemukan. Kami, para punggawa Kerajaan Starbucks,
memutuskan untuk mencoba membuang tenaga mengusulkan liburan gerudukan satu kelas. Ya, membuang
tenaga, karena beberapa kali sebelumnya kami pernah membahas liburan tapi yang
terjadi pada akhirnya adalah lelah berdebat dan tidak ada keputusan mufakat.
Begitulah, memang sulit menyatukan keinginan dari tiga puluh enam kepala.
Saat itu saya berpikir bahwa musyawarah kali ini hanya akan menjadi
perdebatan bodoh yang buang-buang waktu. Setelah lelah mendengarkan, well, akhirnya seiya untuk liburan pergi
ke Kebun Stroberi. Ini kesempatan yang amat sangat langka, dan tentu saja,
separuh Starbuckers bersemangat sekali tidak sabar menunggu kedatangan hari
itu. Termasuk saya. Hahaha.
Sayangnya hari keberangkatan ternyata bertepatan dengan Ujian Susulan,
dan sayangnya lagi saya, Addiena, Leny termasuk dalam daftar siswa yang harus
mengikuti Ujian Susulan hari itu. Apa boleh buat? Kami bertiga harus menekan
perasaan kuat-kuat agar tidak menelan terlalu banyak kecewa.
Kami bertiga duduk lesu di sofa ruang piket. Membaca modul sejarah
yang rasanya tidak ada gunanya sama sekali. Membagi pandangan kosong ketika
tidak sengaja bersitatap. Menahan kecewa saat sadar detak jam berhasil membunuh
waktu, dan sepertinya Starbuckers yang lain tengah bersiap berangkat. Ujian
Susulan hari itu mengganggu sekali, ingin gigit Pak Sartana -__-
Setelah menunggu lama sekali, jadwal Ujian Susulan ternyata simpang
siur, tidak jelas. Menyakitkan sekali ketika guru-guru memutuskan mengganti
jadwal Ujian Susulan hari itu dengan acara seminar dari salah satu bimbingan
belajar di kota kami. Kami bertiga gondok.
Gondok kami kempes, kecewa setelah dilempar php Ujian Susulan, dan demi acara liburan gedurukan satu kelas, kami bertiga pergi diam-diam tanpa pamit
siapapun, kabur. Kami mengontak salah
seorang teman dan ternyata mereka belum berangkaaaaaaaaaaaat. Senangnya dalam
hati sampai mampus waktu itu rasanya! Akhirnya kami meminta mereka untuk
menunggu sementara kami —saya
dan Leny, galau. Antara pergi liburan mengenakan seragam sekolah, yeah, kami dari awal memang tidak kepikiran
Ujian Susulan akan kacau seperti ini, atau pulang ke rumah, salin seragam,
sekadar menurunkan barang bawaan dari dalam tas, kemudian berangkat liburan
dengan hati riang.
Pilihan yang mudah untuk Addiena, tentu saja, Addiena anak kost.
Sementara Leny bilang, dia mungkin malahan tidak akan menampakkan batang
hidungnya lagi setibanya di rumah. Sementara saya tidak mungkin pulang ke
rumah. Rumah saya jauh. Saya tidak tega membiarkan Starbuckers yang lain
kebakaran jenggot menunggu saya kembali pulang setelah sekian lama. Final answer akhirnya saya dan Leny
memutuskan liburan mengenakan seragam. Menyedihkan, tapi bagi kami, yang lebih
penting adalah keikutsertaan kami. Hahaha.
Tetiba Addiena berbaik hati mau meminjamkan baju koleksinya untuk
kami. Addiena seperti malaikat saat itu, bersinar dalam kegelapan malam, menyinari
kami dengan pancaran kasih sayangnya yang tiada tara, ehm, berlebihan, maaf hehehe.
Setelah berkutat memadu padankan pakaian pinjaman milik Addiena,
akhirnya kami berangkaaaaat liburaaaaaaaaaaaan. Oh, ngga sabar rasanya pengin
cerita yang ini J
Saya membonceng si Embah, dan
selama perjalanan kami dicap sebagai pasangan boncengan paling ribut, meskipun dibilang juga paling punya
chemistry, paling pas, paling klop -__- . Yah, saya juga ngga tahu deh, mau bilang
apa lagi? Tapi kayaknya kami berdua jadi lebih akrab sepulangnya liburan
dibanding hari-hari sebelumnya, sih J.
Hahaha, ups, salah ngomong ya.
Para pria yang menjadi
petunjuk jalan sepertinya tidak begitu paham dengan jalan, karena jalan di
sekitar Baturraden, sepertinya, yang
sedang kami lalui tetiba rusak berat. Sejuk memang karena kanan kiri ditumbuhi
banyak pepohonan. Ijo bangeeeeet. Tapi
kamu perlu tahu, deh, seberapa capeknya naik kendaraan di atas jalan yang rusak
berat!
Akhirnya saya dadah-dadah ke kamera, ceritanya ngga kuat haha. Kami berhenti. Sambil berembug antara mau
meneruskan perjalanan atau kembali ke jalan awal ketika kami berangkat. Karena
bingung, saya teriak-teriak,
Foto-foto dulu, sihhh. Bagus nih viewnya.
Foto-foto, yuuuuuk!
Sambil meregangkan kaki, kami berpose, di suatu daerah yang ngga kami
kenal. Sebetulnya saya skeptis, mereka antara ngga tahan denger saya
teriak-teriak, atau memang mereka pada dasarnya ingin berfoto-foto. Hahaha.
Kami pun melanjutkan perjalanan setelah ada seorang Bapak separuh baya
menyarankan kami untuk meneruskan perjalanan karena this misery road sebentar lagi akan berakhir. Yeah, dengan suka cita
kami pun menyelesaikan track rusak
itu. Toh, kami tidak mungkin berbalik arah karena ternyata ada beberapa teman
kami yang berada di deretan terdepan yang sudah jauh entah sudah sampai di
mana.
Beberapa kali saya dan Angga harus turun dari sepeda motor karena
jalannya yang terlalu rusak sehingga tidak dapat dilalui sepeda motor. Motornya
harus didorong, kemudian berjalan sebentar. Kadang-kadang Angga terpaksa
berhenti gegara saya minta berhenti sekadar mengambil buah pinus yang
berserakan di pinggir jalan. Hahaha.
The Missery Road |
Pemimpin rombongan tetiba berhenti di salah satu pengkolan. Dia bilang pemandangannya cantik. Kami berhenti, daan...
yeah foto-foto lagi :)
Setelah mengalami perjalanan yang begitu panjaaaaaaaang, akhirnya kami
sampai di Kebun Stroberi. Sayangnya, stroberinya sedang tidak berbuah, jadi
kami tidak masuk dan memetik Stroberi sampai bosan. Selain itu, ternyata
Starbuckers pelit-pelit. Jadi tidak mau menyisihkan uang sedikit saja untuk
membayar biaya masuk ke Kebun Stroberi. Hahaha.
Itu Angga, yang pakai baju merah. Sebaiknya, sih, jangan keceplosan bilang ganteng, bilang aja Angga Pendek, eh, hahaha :D
Mamen, ketua Ekskul MP, cedal.
Hanef, the one and only in Starbucks.
Bosan di Kebun Stroberi, ada salah satu teman yang mengusulkan
melanjutkan perjalanan ke Pantai Teluk Penyu. Iyaa, kami ke pantaaaaaai. KAMI
KE PANTAAAAAII~ KAAMMII KEE PAANTAAAAIII... Hahaha sudah lama saya menantikan
orang yang mau mengajak saya ke pantai :D
Kami pun beterbangan ke Pantai. Sebenarnya perjalanan ke pantai ini
amat sangat mencengangkan, karena semacam tour
perjalanan dari utara ke selatan. Dari ujung ke ujung. Ya, benar! Betapa
panasnyaaaaa si pantat. Tapi, benaran
deh, semuanya langsung terbayar begitu indera penciumanmu menghidu aroma khas
pantai. Begitu kakimu digelitik oleh gemericik ombak pantai. Begitu telingamu
diteriaki riuhnya gelombang. Saat matamu tertampar birunya laut, megahnya
langit.
LAUUUUT KAMI DATAAAAAAANG... saya
capek cerita, nih, pamer foto aja kali, ya hehe
Sesaat sebelum kalap.
Ciyeee, LOL
Setelah dipaksa-paksa pulang karena takut kesorean, akhirnya kami pulang. Liburan kayak gini nih, yang harus sering-sering dilakuin, nah, jadi kapan kamu mau mengajak saya pergi? Dalam waktu dekat yaaa :p hehehe
Xoxo,
Ma ♥
p.s
Saya dan si Angga.
Asma's Wardrobe:
Blouse by Addiena Amalia Utami
Jeans by Addiena Amalia Utami
Shoes by Addiena Amalia Utami
Helmet by Addiena Amalia Utami
Veil by Personal Collection
Photo do by Leny Indah Sari, Andaru Dena Prasiwi, Starbuckers. I don't have any mobile phone with camera, remember? -___-
Motorcyle rent with Andaru Dena Prasiwi, paid by return with the full fuel tank -__-
4 COMMENTS
Asma! Itu yang di "Ciyeee, LOL"in siapa? SIAPAH? s1aP4aaH?
BalasHapusAh, jadi kangen Renita..
Kangen Asma juga.. eh ngga deng boong.. :p
hahahaha don't you remember who is thaaaaaat? :PP
Hapusah mau dikangenin leny apa engga, yang penting ketauan leny kangen sama renitaaa :D
-_- remember banget...
Hapusbtw, wardrobe kita satu butik ma.. :)
hahaha the moment have to remember, len :))
Hapusiyaa. keren ya kamu bilang butik, padahal kan pinjeman hihi
Hello, there! Welcome to harianiseng. Have you travel around here a lot, and get lost? Make sure to pay a visit later! Love.