Belum pernah sepedaan bareng, btw. | Photo Credit: tumblr. |
Dear Uyut,
Hai. Hm, begini, kemarin malam aku bangun
dengan kaos basah berkeringat—iya, hujan belum juga datang di kotaku, dan
mengecek path—sambil lalu, kemudian tiba-tiba saja ada bahagia yang menggeliat
di perutku saat menemukan post yang kamu tandai padaku.
Entah karena jarang ada yang berkelakuan
manis padaku, atau memang begitu seharusnya yang terjadi, tapi aku tetap mau
bilang bahwa, kamu manis sekali, Yut!
Ah, speechless.
Ini mungkin bukan pertama kalinya kamu
memposting hal-hal bodoh yang pernah kita lakukan bersama, tapi apa yang kamu tulis itu membuatku merasa… ah,
pokoknya ada perasaan yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Serius.
Sampai-sampai membuatku merasa harus menuliskan ini padamu. Hehehe.
Oke, aku hanya mau menulis begini. Aku senang
banget bisa bersahabat denganmu, sejauh ini. Meskipun ada waktu-waktu tertentu
ketika aku merasa terintimidasi olehmu. Misalnya saat kita patroli di lorong-lorong
sekolah dan aku tersadar lebih banyak yang melemparkan sapaan untukmu, dibandingkan
aku. Aku tetap akan berterima kasih padamu, banyak-banyak, untuk semuanya.
Kamu—menurut pandanganku, adalah anak
perempuan bermuka menyebalkan yang sok berkuasa dan sok ngatur-ngatur, di pertemuan pertama kita. Mungkin ada teguran yang
Tuhan berikan padaku saat aku berbisik diam-diam dalam hati—duh, ada lagi tipikal orang kaya gitu yang
sekelas sama aku, karena setelah itu, aku justru memperhatikanmu dengan
sudut pandang yang baik.
Iya, kamu pasti yang paling tahu kalau aku
ini sebetulnya orang baik-baik, kan. HAHAHA.
Setelahnya, aku separuh-tahu
separuh-sok-tahu mengenai kamu. Bagiku, kamu tidak hanya perempuan bermimpi
besar yang saat punya keinginan tidak akan tanggung-tanggung. Pun begitu, kamu
adalah anak perempuan yang sedikit-sedikit galau karena om-om-siapa-itu,
sedikit-sedikit patah hati karena berharap berlebihan.
Ah, maafkan aku karena menuliskan keakrabanmu
dengan galau, tapi kalau saja ada ajang miss galau kronis, aku sudah
merekomendasikanmu sejak dulu, Yut. Elisa pasti setuju. Hahaha.
Omong-omong. Sudah lama sekali kita tidak
bergosip soal blogger-blogger di sini, ya.
Kabar terbaru yang aku dapatkan setelah stalking adalah, aku sepertinya semakin
yakin kalau Mbak Falafu sudah menemukan seseorang yang ‘pas’. Kamu sudah
membaca postingannya yang semoga tidak
perlu ada banyak ‘semoga’, belum? Itu, di bagian akhir ada penutup ‘hei,
aku menyayangimu sepenuh hidupku!’ Menurutmu itu benaran atau cuma sekadar
kode—agar ngga dibilang jomlo?
Lalu, suara Kak Theo ternyata bagus,
banget, sumpah, aku, nggak, bohong. Oke, bukannya aku pernah ketemu, tapi, ya,
biasa aku stalking di instagram. Dan,
waktu itu Kak Theo lagi nyanyi. Spesial. Iya, suara Dwitasari juga katamu
bagus, lembut banget, tapi, kenapa ya, karena kegalauan yang dia sebarkan malah
membuatku males. Gitu. Lagipula dia heboh banget pdkt ke Dodit. Njuk aku ki ncen mung fans abal-abal, kok.
Mungkin ada baiknya aku berhenti dulu, di
bagian ini. Sebelum kita berdua dianggap tante-tante biang gosip. Oke. Sekian.
Aku juga harus buru-buru menyudahi tulisan ini, sebelum bertambah panjang dan
melebar, lalu membuat kangenku tumpah. Maafkan aku karena tidak selalu ada saat kamu membutuhkan. Tapi aku yakin kalau kamu selalu bisa menjaga hatimu sendiri baik-baik, pun memperbaikinya.
Yut. Aku suka tulisan-tulisanmu. Semua.
Selalu. Jadi, ada baiknya kamu segera memantapkan hatimu untuk menulis lagi,
ya. Sudah saatnya berkencan lagi dengan cikiwiki-mu
itu, bukan? Siapa yang tahu, jodohmu ternyata pembaca setia dari
tulisan-tulisanmu di blog. Dan, pipinya sering memerah saat kamu begitu jujur
menuliskan perasaanmu sendiri. Hahaha.
Aku memang menuliskan ini bermaksud untuk memancingmu. Siapa tahu kamu
tiba-tiba berhasrat membalasnya, dan gairah menulismu kembali. Kalau itu
terjadi, tolong berterima kasih padaku, ya, Yut!
Yogyakarta, 4 November 2014
salam sayang, Asma ♡
p.s
Ada kios kecil yang khusus menjual minuman dari
cokelat di dekat kampusku, Yut. Super enak. Apa kamu masih belum diperbolehkan
makan cokelat? Mungkin kapan-kapan aku bisa mengajakmu ke sana, eh, atau
sebaiknya aku hanya mengirimimu gambarnya saja, ya? Hehehe.
Salam sayang sekalian untuk Fian, ya. Lucu juga
bagaimana kami saling mengenal satu sama lain hanya lewat ceritamu. Lalu,
berteman di facebook dan path tapi tidak pernah saling menyapa. Hahaha.
p.p.s
Sepertinya
Uyut sedang merenovasi blognya besar-besaran, kamu bisa mencoleknya di sini ya
:))