Surat Cinta 19: Untuk Huruf Delapan
Kamis, Juni 26, 20141..2..3.. | Photo Credit: imgfave |
Hai Bapak,
Sudah
lama sekali aku tidak berusaha menulis. Kibor yang tengah aku petik ini bahkan
sedikit-sedikit mulai ngambek. Tidak mau disentuh. Membuatku salah-salah
mengeja kangen. Membuatku harus pandai-pandai menyembunyikan seraut mangkel yang mengular di sepanjang pipi.
Bapak.
Sudah lama sekali kita tidak saling menyapa dalam nyata. Kapan kali terakhir
bertemu? Awal bulan lalu, ya? Sepertinya, aku masih mengingat resonansi
percakapan kita saat itu. Bapak tahu, aku seringkali terkesan lambat memahami
ceritamu, tapi ternyata itu membuatku mengingatnya dengan baik. Apalagi
ditambah sebungkus cappuccino cincau dan
sepiring telur-entah-apa-namanya. Bapak yang membayar, bukan? Ah, ternyata ini
yang membuatku masih mengingatnya. Hahaha.
Bapak.
Apa kabar?
Akhir-akhir
ini, mendung sering menggelantung di langit-langit kamarku. Mereka jago menjelma
menjadi kemuraman. Membungkus separuh hatiku. Membuatnya hampir pecah, dan
bukan lagi patah.
Bapak.
Aku sedih.
Kemarin,
lewat sambungan telepon, aku tidak sanggup membagi rahasia paling menyedihkan sedunia. Hei, Bapak tidak boleh
percaya kalau ini memang benar-benar menyedihkan, soalnya aku kan sering
berlebihan, ya. Hehehe. Tapi sekarang aku sudah baik-baik saja. Aku sudah
pandai memperbaiki perasaanku sendiri. Bahkan, tidak usah lagi menelepon tengah
malam. Lalu menangis diam-diam. Sahabatmu ini sudah gede :))
Oh,
iya.
Belakangan,
aku terlalu sok menyibukkan diri. Membuat pesan balasan dariku begitu lama
hinggap di kotamu. Membuat teleponmu sering berakhir dengan nada sambung tak
sampai. Sampai-sampai membuatku lupa pada surat yang sudah aku janjikan di permulaan
tahun ini. Maafkan aku, Pak.
Sudah
lama sekali tidak bersitatap. Semoga Bapak masih mengingat wajah menyebalkanku
ini dengan baik, ya.
Sudah
banyak sekali cerita yang ingin aku beritakan. Ah Bapak, sepertinya mereka sudah
hampir menyerupai sebuah gunung.
Sudah
lama sekali tidak mendengar Bapak misuh-misuh
setiap ada yang tidak beres.
Sudah
lama sekali tidak mengobrol (dengan tenang) bersama Bapak. Tanpa perlu
repot-repot berpikir menemukan topik berikutnya ketika stuck. Tanpa perlu khawatir terlihat begitu bodoh dengan respon
yang aku lemparkan. Tak usah susah payah menyaring setiap percakapan.
Duh,
kapan Bapak sempat main ke Yogyakarta? Hehehe.
______________________
Yogyakarta
sedang hujan, Pak. Bapak sedang apa?
Ini lewat
hari ke dua puluh Bapak bersembilan belas. Iya, aku baru saja menghitungnya,
dengan teliti. Semoga saja tidak salah. Setepat perasaanku membuncah penuh rasa
syukur karena memiliki seorang sahabat baik seperti Bapak. Bapak tahu? Tidak
ada perempuan seberuntung aku yang mengenal Bapak dengan baik. Ah, tidak begitu
baik, sih. Aku hanya mengenal Bapak apa adanya. Hehehe.
Ah,
Bapak. Aku baru sadar. Ternyata, ini tahun terakhir Bapak berusia belasan. Begitupun
aku. Meski sebenarnya, aku tengah berusaha melupakannya lewat-lewat. Maksudku,
ini hanya umur. Apa sih artinya? Bukankah yang lebih penting adalah setiap
perjuangan yang kita lalui setiap harinya?
Semoga
saja. Tahun ke sembilan belas ini merupakan sebuah titik tolakan bagi Bapak untuk
selalu berusaha menjadi lebih bermanfaat bagi orang lain, ya. Menjadi sebuah
titik pencapaian bahwa Bapak tengah berlalu dengan kehidupan yang baru.
Kehidupan yang lebih bermakna. Bukannya disibukkan dengan lamunan di masa lalu.
Lagi-lagi.
Seperti tahun lalu, aku masih setia berucap: Selamat ulang tahun, Bapak. Tidak ada kado terindah selain doa yang
dipanjatkan penuh rasa syukur, bukan?
Tahun ini, apa Bapak mau aku doakan: semoga segera menemukan pendamping hidup yang tepat? Boleh tidak, nanti dia aku panggil Ibuk?
Selamat ulang tahun, ya! | Photo Credit: fabiograph |
Yogyakarta,
pertengahan malam, antara bulan Februari dan April, 2014
ashima,
yang dulu sering berbalas panggilan: Si Sobat.
yang dulu sering berbalas panggilan: Si Sobat.
47 COMMENTS
Siapa sih si 'Bapak' ini? Terlalu muda untuk berumur 19, dan terlalu tua untuk dipanggil Bapak. Selalu hanyut dengan surat cinta Kak Asma <3
BalasHapusHehehe ada saatnya identitas sebenarnya itu harus dicembunyikan, Sip :))
HapusSo sweet, tinggal berjauhan dengan bapak, ya? kayak kirim surat sama pacar aja nih hehe
BalasHapusHehehe bukan pacar.
Hapus(Masih) suka sama diksi yang dipakai :)
BalasHapusterima kasih (masih) suka membacanya :))
HapusSuka di bagian kata "Membungkus separuh hatiku. Membuatnya hampir pecah, dan bukan lagi patah". Feelnya dapet!
BalasHapuspostingan ini lebih seperti surat ya? xD
Karena memang sedang menuliskan surat cinta :))
Hapuskeren ashima, kata-katanya selalu mengalir.. suka banget :)
BalasHapushehehe masih belajar kak Disha.
Hapusmerinding bacanya. bagus sekali~! Wooow!
BalasHapusSeperti ketemu hantu saja. Hehehe.
Hapusehem ehem siapa itu,,,ayo donk di bongkar biar aku nggak penasaran sama si Bapak,,,
BalasHapusOh Mbak Dwi nggak boleh tahu ya.
HapusKata-katanya keren banget :v
BalasHapusSeperti Yovie :))
Hapuswihiii, kalimatnya putis sekali, aku ikut aminin deh :)
BalasHapusHehehe bagian yang mana? Pasti menemukan pasangan ya?
HapusCocok jadi anak sastra, mbak. :))
BalasHapusLebih cocoknya jadi anak Ibu, ah.
Hapusadem banget kata-katanya, kebetulan aku bacanya pas tengah malem gini. sosok 'bapak' disitu itu sahabat kamu ya?
BalasHapusHehehe iya kak Reyza :))
HapusPadahal udah baca waktu hari selasa cuman lupa naro jejak. Huft:|
BalasHapusHuft (juga).
Hapuskarakter bapak yang berumur belasan, dan ada harapan di tahun berikutnya karakter ini mempunya pendamping. maksudnya Duda berumur belasan gitu?
BalasHapusHahaha ngga gitu juga, Oom. Ini tuh ada semacam kode-kode rahasianya gitu :p
Hapus(calon) dokter yang keren nih. Selain bisa menyembuhkan orang sakit, bisa membuat karya berupa sastra juga. Weleh-weleh, ajarin dong. :p
BalasHapusHehehe bisa aja Bang :p
Hapusjadi penasaran sama si "bapak" abis baca suratnya nih :)
BalasHapusKeren banget mba kata-katanya.. hehe
Hehehe ayoo Niken buat juga.
Hapusaih matee. keren surat cintanya. tapi, kayaknya komen gua setiap ada surat cinta yg elo buat pasti keren deh. tapi emang keren. haha
BalasHapussemoga bapak segera bertemu dgn ibuk. boleh gak gua manggil mereka keluarga?
hehe
Hehehe makasih ya Bang Arman udah sering main ke Harian Iseng :))
Hapusmbak, aku mau dong dibuatin surat cinta kayak gini :D meskipun belum kenal, belum tau siapa mbak asma tapi aku pengen :D *ngarep
BalasHapusHehehe sini sini kenalan lagi biar kenal.
HapusDuuuhh,,, so sweeeett "O O Siapa Dia" hyooo kasih tau dong mba...???
BalasHapusCoba tanya sama Ail kayaknya tau, Bunda :p
Hapusaku kirain itu bapak kamu beneran, ternyata bukan toh -______- jadi sebenernya siapa kah yang kamu panggil bapak?? *kepo*
BalasHapusHehehe untung baca sampai habis ya, Mbak jadi ngga ketipu :p
Hapuskata-katanya bagus... itu umurnya 19 tapi panggilnya bapak...siapakah dia? uhuuumm
BalasHapusternyata kamu inget dia gara2 ditraktir capucino cincau dan telur hahahaa
selamat ulang tahun yaa bapak :)
Keren, tapi lucu... dipanggilnya Bapak masa. Hahaha..
BalasHapusKeren... tapi lucu panggilannya Bapak. hahhaa
BalasHapusKunjungan pertama, diksinya kok keren yah :D pengen :(
BalasHapusAku kalo sahabatan sama siapapun males banget dipanggil bapak, tapi kalo dibikinin surat kayak gini...aaaaaak mau :( *eh
BalasHapusBtw kak Asma, kenapa enggak gabung grup Blogger Energy (BE) aja sih? Tuh di atas aku lihat ada beberapa dari anggota BE yang komentar. Asli asik banget kalo bisa satu grup sama sastrawati keren kayak Kak Asma.. gabung, ya? Setiap tanggal sembilan akan ada penerimaan anggota baru. Bukan kah Kak Asma pernah bilang kalo sebagai blogger, kita jangan hanya mau diperhatiin, tapi juga harus mau memerhatiin? Iya enggak? Jadi.. gabung ya.. ditunggu pokoknya! :P
Semoga yang dimaksud si Ibuk itu kamu ya nduk. aaaaakk \:D/
BalasHapusih aku ngga paham Bapak itu siapa, hehe lemot :|
BalasHapusAstaga, kirain gue ini surat cinta bapaknya mbak ashima. Eh, ternyata buat temennya. Baru tau usia belasan dipanggil bapak soalnya hahaha.
BalasHapusJadi si Bapak ini siapa ya sebenernya? Gua jadi bertanya-tanya...
BalasHapusHello, there! Welcome to harianiseng. Have you travel around here a lot, and get lost? Make sure to pay a visit later! Love.