Dokter Dismenore

Senin, April 01, 2013


Dokter, saya seorang gadis berumur tujuh belas tahun. Setiap kali datang menstruasi hari pertama, saya selalu mengalami sakit perut pada bagian bawah. Bahkan beberapa kali hampir pingsan karena tidak kuat menahan nyeri. Kira-kira Pasti-pastinya saya sakit apa, ya, Dok?


Asma Karimah, 17tahun
Gadis imut rumah sebelah; obsesi pemilik rumah seribu buku


.................



Ehem..

Sebenarnya saya bingung bagaimana mengawali postingan kali ini. Bukannya sok merasa penting dan sok harus dipentingkan, sih. Tapi rasanya memang penting. Jadi kurang nge-klik rasanya kalau pembukaan postingan yang ini cekakak-cekikik kayak biasanya.

Nah, paragraf epilog tanya dokter-nya sudah cukup untuk mewakili apa yang mau saya ceritakan kali ini, bukan? Jangan tanya dokternya siapa, soalnya saya juga kurang tahu kemarin saya tanya sama siapa. Saya sendiri bukan dokter. Saya cuma perempuan kecil yang pandai bermimpi daaann.. pandai tidur.. tetep aja ngga boleh ketinggalan hahaha

Saya mau cerita, kemarin saya kena dismenore, untuk yang entah keberapa kalinya. Kemarin itu hari Kamis lalu, 28 Maret 2013, hari terakhir Ujian Sekolah, Mata Pelajaran Bahasa Perancis. Dismenore kemarin, yeah, lumayan, maksud saya; lumayan parah untuk orang segemuk saya; lumayan parah untuk ngomel-ngomel sama diri sendiri kenapa harus menstruasi hari pertama di sekolah. Lumayan untuk harus duduk tegang sembilan puluh menit ;menahan nyeri; sambil sebelah tangan menekan-nekan perut. Parah untuk yeaaaaah, ngga perlu bayangin untuk tahu gimana ngga konsennya saya sepanjang mengerjakan soal.

Pernah mendengar soal dismenore, bukan? Atau malah pernah mengalaminya sendiri? Sesering apa kamu mengalaminya? Jadi pasien pengidap dismenore kambuhan yang setiap bulan selalu meraung-raung mengamuki siapa saja yang lewat seperti saya?
Heyy.. jangan-jangan kita berjodoh {}  Aku dan Kamu, penderita dismenore garis keras! Ouch, sepertinya ini bukan hal yang patut dibanggakan, Kawan K

Oke, fokus, Ma!

Kamu belum tahu dismenore?
Dismenore ini lebih terkenal di lingkungan metropolitan tempat saya dan cewek-cewek cantik tinggal sebagai ;nyeri perut hari pertama menstruasi. Dismenore adalah rasa sakit yang menyerupai kejang, terasa di perut bagian bawah, biasanya dimulai 24 jam sebelum haid dan berlangsung sampai 12 jam pertama dari masa haid (Surtiretna, 2001).

The awful moment ketika kamu seharusnya bisa joget India-Indiaan dan ketawa kecret tapi yang ada malah duduk diam hidup segan mati tak mau. This awful moment untuk selanjutnya akan saya sebut dengan dismenore saja, ya. Selain menghemat waktu dan karakter setiap kali saya menulis, dengan adanya kata-kata ‘dismenore’ di sepanjang postingan kali ini sepertinya akan berdampak baik pada pencitraan orang pandai. Hahaha!

Pada salah satu artikel yang saya baca, dismenore dikata-katai dikatakan sebagai hal biasa yang dialami oleh perempuan menjelang atau selama menstruasi berlangsung. Namun bagi saya, dismenore tetap tidak akan pernah menjadi biasa meskipun setiap bulan saya selalu mengalaminya. Apabila yang disebut dengan biasa adalah hal tersebut terjadi berulang-ulang, membuat kita terbiasa sampai akhirnya menjadi sebuah kebiasaan. Maka, dismenore hanya memenuhi satu dari tiga prasyarat yang saya sebutkan.

Iya, untuk dismenore yang berulang-ulang telah menikam saya perlahan. Tidak untuk bagaimana mungkin saya bisa terbiasa menahan nyeri luar biasa setiap bulannya? Tidak. Apalagi sampai menjadi kebiasaan. Pftt.. No way!

Dalam artikel dijelaskan penyebab dismenore bisa bermacam-macam; misalnya karena suatu proses penyakit semacam radang panggul (oh, tidak -___-), endometriosis; keadaan di mana endometrium terletak di luar rongga rahim, tumor atau kelainan letak uterus, selaput dara atau vagina tidak berlubang, dan stres atau kecemasan yang berlebihan. Penyebab dismenore yang tersering adalah terjadinya ketidakseimbangan hormonal.

Lebih mengerikan lagi; ketika saya memutuskan untuk melanjutkan membaca; dismenore ini merupakan gejala khas indikasi penyakit endometriosis apabila tidak diobati akan dapat merusak alat-alat reproduksi perempuan sehingga menyulitkannya untuk hamil. Pencegahan yang terbaik adalah dengan memeriksakan diri ke dokter spesialis kandungan saat mengalami keluhan tersebut.



Saya kurang paham pada bagian yang ini, tapi sepertinya kurang mengenakkan ketika saya pada akhirnya menikah kelak dan harus rela dimadu karena tidak bisa hamil -___- Saya rasa dismenore saya tidak akan pernah menginjakkan kakinya pada tahap indikasi endometriosis. Tidak, dan sebaiknya jangan. #Menyugesti diri sendiri.

Dismenore dapat juga ditangani dengan berolahraga teratur ;oh saya akhir-akhir ini kurang olahraga; banyak mengonsumsi sayur dan buah, menggosok perut atau pinggang yang sakit. Kalau saya minum obat analgetik atau penghilang rasa sakit. Kemudian berpikir positif kalau nyeri perutnya bakalan cepet-cepet pergi dan ini cuma sekadar nyeri perut biasa.

Oh ya, yang ini paling penting. Jangan jadi perempuan yang gampang ngeluh selama dismenore-mu kambuh. Ngga ngeluh aja udah segitu sakitnya, gimana kalau seharian kamu ngeluh, nyalah-nyalahin banyak orang, dan nyesel dilahirin jadi perempuan. Memangnya setelah bersumpah serapah dismenore-nya bisa tiba-tiba hilang, hilang, hilangg? 






.................


Tiba-tiba saya ingat kejadian ketika dismenore saya kumat,
“Ama periksa aja, ya. Daripada kenapa-kenapa kalau sakit banget kayak gitu,” Andi, 17 tahun.

Kemarin itu, hari ketika sumpah saya dilanggar oleh saya sendiri. Dulu saya pernah janji, ngga bakalan pernah dapet hari pertama di sekolah. Ngga bakalan ada yang boleh lihat waktu aku hari pertama dapet kayak apa rasanya.
Tapi ternyata.. alay ya pake sumpah segala hahaha. Apa boleh buat udah dilanggar -__-

Harapan saya saat ini, sampai postingan ini selesai saya ketik,
Semoga saya bukan termasuk orang yang kena batunya, bukan deretan orang yang ‘menyesal di belakang’, setelah cuma sekadar bilang ‘iya’ waktu ada orang baik yang mengingatkan.
Semoga kenapa-kenapa yang ada untuk saya adalah kenapa-kenapa yang menyemangatkan, yang indah pada waktunyaaaaa~
Aamiinn..


Xoxo,



Ma 


p.s
anyway, saya ngga yakin akan ada the next posting dalam waktu dekat. this is sooooo hectic month! keep fightinggggg though!!



You Might Also Like

5 COMMENTS

  1. Salam kenal ya...
    Dulu saya sering banget begitu. Sakiiit perut ini sebelum atau selama haid berlangsung. Sekarang tidak lagi. Aktivitas lancar :-)

    BalasHapus
  2. saya sebenarnya nggak terlalu "paham" al hal yang diceritakan disini.. tapi.. salut untuk pemilik blog ini... tampilannya keren... mantap

    BalasHapus
  3. Mantap Bermanffat skali,, Sob
    Bagie Gue Cowok =D

    BalasHapus
  4. Aduh, saya gak ngerti masalah beginian. Yang saya paham, jikalau wanita sedang mengalami seperti itu, saya mau kabur aja ke mars. Biar, saya tidak menjadi pelampiasan marah-marahnya. Muehehe.

    BalasHapus
  5. Wah nambah ilmu nih, tapi alhamdulillah sih jarang aku menemukan gejala begitu hmm.. Normal nggak ya?

    BalasHapus

Hello, there! Welcome to harianiseng. Have you travel around here a lot, and get lost? Make sure to pay a visit later! Love.

FRIENDS OF MINE

Subscribe