Surat Cinta 8: Untuk Sahabatku Habib

Rabu, Juli 17, 2013



Halo, selamat malam, Habib! Maaf, ya, karena mengganggumu lewat pesan singkat tengah malam begini. Apakah tadi aku tidak sengaja membangunkanmu? Uff, maafkan aku sekali lagi, ya, karena membuatmu bangun untuk hal setidak penting itu. Hanya saja aku terlalu bersemangat untuk memberitahumu. Ya, siapa tahu kamu masih setia menunggu-nunggu adanya postingan baru di sini. Kamu tahu tidak, pemikiran seperti itu lah yang membuatku tetap bersemangat menulis. Ya, meskipun postingan blog-ku sudah bolong hampir dua bulan, sih. Tapi ku rasa itu bukan apa-apa.  Hahaha maafkan sahabatmu yang malas ini, ya J

Aku menyapamu dalam sebutan ‘selamat malam’ karena entah mengapa aku begitu yakin kamu baru sempat membacanya malam-malam begini. Mungkin karena aku yakin kamu masih suka tidur larut malam. Mungkin karena aku tahu kamu sibuk mengurusi ini itu ketika matahari sedang menyengat. Mungkin karena kamu selalu mengirimiku pesan nyaris tengah malam. Mungkin juga karena kamu mencari waktu yang tepat untuk koneksi internet yang stabil. Mungkin juga karena aku terlalu sibuk menduga-duga sampai tidak menyadari bahwa kamu bahkan bisa saja membacanya tengah hari nanti. Banyak kemungkinan, kalau boleh jujur. Bagaimanapun, selamat malam, Habib!

Nah, aku terlalu semangat bercerita, bahkan sampai lupa menanyakan kabarmu. Jadi, apa kabar? Semoga motor pitungmu masih tetap ganteng seperti biasanya, ya! Kamu tidak boleh lupa bersyukur, meskipun kamu tidak seganteng motor merahmu itu. Ya, kenyataan memang terkadang pahit, Sahabatku. Hahaha. Maaf, maaf. Aku hanya bercanda.

Sudah lama, ya, aku tidak bertukar surat denganmu. Kapan kali terakhir kita bertukar surat? Kamu ingat? Satu tahun yang lalu kah? Atau hampir dua tahun lewat? Ya, pokoknya itu harus waktu yang lama sekali karena aku bahkan sampai lupa hitunganku. Hey, kita tidak harus saling mendiamkan satu sama lain untuk membuatmu menuliskan surat untukku lagi, kan? Hahaha.

Hupp, bukan maksudku mengkode kalau aku ingin bertukar surat lagi denganmu, bukan maksudku untuk berbelit-belit mengaku kalau aku rindu padamu, bukan. Dengar, ayam ketawa peliharaan ayahku bahkan menertawakan aku. Oh, please, jangan ikut menertawakanku dong! Aku bilang begitu karena ingin menghibur diriku sedikit. Hahaha. Ketahuan, deh, ngelesnya.

Oh, iya, kali ini aku ingin mengucapkan selamat untuk Manajemen Unsoedmu. Selamat, ya, finally you got the yellow jacket setelah berjibaku dengan modul-modul SBMPTN seukuran bantal, soal-soal terbaru dengan berbagai variasi pengembangan, belajar tekun hingga lupa makan, berjuang terlalu keras, dan gotchaa! Kamu berhasil mendapatkan apa yang kamu perjuangkan selama ini. Oh iya, kamu ngga perlu meralat ucapanku kalau saja beberapa; atau mungkin semuanya; dari yang ku katakan itu hanya omong kosong. Biar saja. Biar. Agar kamu terlihat lebih rajin dari kelihatannya. Biar saja. Biar. Jadi saat ada yang membaca ini, mereka merasa takjub pada kegigihanmu. Menjadikanmu panutan bahwa meraih apa yang kamu inginkan itu ngga gampang, lho. Butuh pengorbanan yang besar. Benar? Semoga Allah selalu bersamamu, ya J

Oh, iya, kapan kamu mulai resmi menyandang sebutan Mahasiswa Unsoed tahun pertama? Kalau aku, sih, tanggal 2 September besok. Itu hari paling bersejarah dalam hidup menurutku. Pada hari itu sepertinya akan diadakan upacara besar bersamaan dengan penerimaan mahasiswa baru di kampusku. Kamu sudah membayangkan belum rasanya pertama kali mengenakan jas almamater setelah resmi menyandang gelar Mahasiswa? Apa? Kamu bertanya bagaimana denganku? Hahaha tentu saja aku sudah sibuk membayangkan euforianya sepanjang minggu ini. Meskipun jas itu masih tergantung rapi di almariku. Menunggu waktu yang tepat untuk dikenakan esok.

Aku dulu selalu membagi impianku padamu bahwa aku selalu ingin melanjutkan studi di UGM kan? Di Fakultas Kedokteran. Aku rajin pamer cita-citaku pada semua orang bahwa esok kelak aku akan jadi seorang dokter spesialis kandungan. Aku siap menjadi relawan yang ditempatkan di daerah-daerah pelosok yang terisolir. Membantu para ibu menjaga kandungan mereka dengan memberikan pelayanan yang tepat dan terpadu. Ah, sayangnya dulu aku sepertinya kurang spesifik ketika pamer. Sekarang aku kuliah di Fakultas Kedokteran, sih, tapi bukan jadi dokter, melainkan Ahli Gizi Profesional. Tidak apa. Kelak aku pasti dapat menekan jumlah penderita gizi buruk di negeri subur kita ini. Doakan aku, ya, Sahabatku J

Bagaimana kalau aku sudahi saja surat kali ini? Aku tidak pandai mengakhiri sesuatu, semakin dibiarkan, suratku kali ini akan dimiripkan dengan kamus Inggris-Indonesia kepunyaan John M. Echols dan Hasan Shadily yang super tebal. Hahaha.

Ayo, terus berjuang mendekatkan setiap kesuksesan pada kita, Habib Sahabatku. Shalatnya dijaga terus, yaa. Rencana khatam berapa kali Ramadhan tahun ini? Istiqamah terus, yaa ibadahnya. Oh, sepertinya sudah saatnya aku mengingatkanmu lagi untuk sedikit mengurangi asupan nikotinmu itu. Memangnya kamu tidak sayang pada calon isterimu kelak?

Kamu masih bisa leluasa menghubungiku kapan pun kamu ingin. Salam sukses, ya!

xoxo,



Ma 

You Might Also Like

8 COMMENTS

  1. Mbak.. Surat Cintanya nyentuh ya, iya nyentuh banget :) Blogwalking nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah jadi sekarang surat cinta itu punya tangan ya? bisa sentuh2an :|

      Hapus
  2. jadi penulis surat cinta aja kak, bia minta tolong nih kalau lagi slek sama pacar :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. okeyy, tapi ngga ada yang ge ra ti s loooh :p

      Hapus
  3. wah, ternyata ada postingan tentang sodaraku :3

    BalasHapus

Hello, there! Welcome to harianiseng. Have you travel around here a lot, and get lost? Make sure to pay a visit later! Love.

FRIENDS OF MINE

Subscribe