That Gloomy Wedding

Sabtu, Maret 01, 2014

Photo Credit: saya lupa. 
Aku mengerling pada cermin. Lagi-lagi. Entah untuk keberapa kalinya pagi ini. Mematut diri. Mengamati setiap sisi tubuhku dari pantulan cermin. Memproyeksikan tatapan seorang gadis bergaun pengantin membalas senyum padaku.

Kamu cantik sekali, Bintang! Andromeda, sahabat terbaikku, tiba-tiba datang mengagetkan acara berdandanku pagi ini. Tapi aku masih lebih cantik dari pada kamu, katanya lagi. Kemudian terbahak, entah menertawakan apa.

Aku merengut. Hei, diamlah! Tidakkah kau tahu, aku begitu gugup pagi ini? Omelan mulai memercik dari sudut bibir merahku. Sembari patah-patah mengenakan sarung tangan berbahan beludru manis. Menutup sebagian pergelangan tanganku yang membeku. Gugup.

Meda, sebagai sahabat yang baik, seharusnya kamu tidak menertawakanku, aku memasang muka merajuk padanya. Lalu kembali serius menatap cermin. Aku tidak sengaja bersitatap dengan Andromeda. Dalam balutan dress merah pucat selutut, dia terlihat…

Sudah aku bilang, aku memang cantik, Andromeda memandangku dengan senyum lebarnya. Seolah-olah tahu apa yang tengah aku pikirkan. Aku ternganga, tertawa kecil tak percaya mendengar penuturannya barusan. Iya, hari ini kamu adalah pengiring pengantin paling cantik yang pernah aku lihat, Meda.

Andromeda menyambar ucapanku, dan pagi ini, kamu menjelma menjadi pengantin wanita paling cantik di seluruh dunia, ujarnya.

Aku tersenyum gugup. Manik mata kepunyaan Andromeda menatapku polos. Memaksaku percaya padanya.

Ah, sepertinya make up ku terlalu pucat. Aku harus mencari Orion untuk memperbaikinya, desisku. Demi menghilangkan suasana redup yang mulai muncul. Meskipun aku tahu, Orion—penata riasku, selalu melakukan tugasnya dengan sempurna.

Tidak, Bintang. Kamu sudah seperti bidadari tanpa sayap. Aku yakin Andre akan jatuh cinta padamu. Berkali-kali. Seperti yang biasa dia lakukan.

Andromeda membagi pelukannya. Membuatku setengah mati menahan diri untuk tidak menangis. Lagi-lagi. Pagi itu, aku merasa begitu beruntung mempunyai sahabat sebaik Andromeda.

Ini akan jadi pernikahan terindah untukku, senyumku mulai melebar, tidak menyadari perubahan raut Andromeda. Dengar Andromeda! Sahabatmu ini akan menikah hari ini. Menjadi mempelai pengantin Andre. Sebentar lagi, aku akan menjadi istri Andre, Meda!

Andromeda memucat. 




_____________________

Bersediakah kalian berjanji setia dan hidup bersama dalam suka atau duka, miskin atau kaya, dalam keadaan sakit dan sehat hingga maut memisahkan kalian berdua?

Yes, I do.


Lagi-lagi. Aku menahan diriku untuk tidak menangis seusai pemberkatan. Mengingat baik-baik pesan Andre beberapa waktu lalu, Bintang, jangan menangis di hari pernikahan kita. Atau kamu akan membuatku malu, lalu kubalas dengan cubitan bertubi-tubi di perutnya sampai dia mengampun-ampun. Lagipula, sambung Andre sembari mengaduh, kamu tidak ingin riasan wajahmu itu luntur, kan?

Aku memegang janjiku dengan baik. Lalu berhasil membagi senyum ketika menatap wajah Andre yang damai seusai memasangkan cincin di jemarinya. Kemudian menunduk sedikit, berusaha mengecup bibirnya. Melumatnya dalam-dalam. Hangat.

Ternyata bayanganku benar. Andre memang mempelai pria paling mempesona yang pernah aku lihat. Jas hitam pilihanku jatuh begitu apik di badannya. Aku memeluk Andresembari menengok bangku tempat gadis-gadis yang menyukai Andre duduk. Mereka semua menangis. Aku menang.

Lagi-lagi. Aku masih tersenyum ketika aura kesedihan mulai menyelimuti.

Pelan, aku melepas pelukan pada Andre, ketika kegelapan mulai menyeruak mataku. Mengangguk memperbolehkan peti mati ditutup. Ada Andre di dalamnya.

Aku roboh. Andre akan dimakamkan siang nanti.




Yogyakarta, ujung Februari 2014
Baru saja menonton film horor. Sendirian.
Ini cuma fiksi. Why so serious?


ashima.

You Might Also Like

55 COMMENTS

  1. aaah feel-nya dapat banget :')) kakak punya bakat nih, soalnya ga semua orang bisa bikin pembaca merasakan apa yang dirasakan dalam cerita sesingkat ini. twist di akhir itu yang bikin feel-nya dapat. dan aku serius, soalnya aku perfeksionis, jadi untuk muji sebuah cerita itu susahnya minta ampun XDD

    oh ya kak maaf ya kalo tiba2 keganggu tapi aku ada projek menulis nih. kakak kan bakat nulis, walaupun cuma sekedar hobi, tapi gak ada salahnya kan kak dikembangin gitu :DD kalo tertarik cek disini aja ya kak => http://ashadebora.blogspot.com/2013/12/365drabblesproject-introduction.html

    trims kak, selamat menulis ya kak, karya2 kakak selalu ditunggu ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe terima kasih Asha sudah mampir ke sini. Terima kasih juga sudah menawarkan project yang luar biasa hahaha tapi nulisnya masih belum bisa konsisten nih. Nanti malah keteteran.
      Sukses selalu, Asha! Ah, nama kita bahkan mirip-mirip hehehe

      Hapus
  2. waduh, aku kira... ternyata berbeda haha. Twistnya dapet mba :)) keren

    BalasHapus
  3. wuahhh. keren gila. endingnya ngetwist. hahaha. bagus bagus. penggila luar angkasa tampaknya ya. mungkin bakal ada karakter seperti asteroid dan meteor. haha

    btw, gua gak liat apa hubungan ini sama horor sih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini seri antariksa. Besok mungkin batu-batuan, Bang :p
      Berarti kadar kehororan kita tuh beda haha.

      Hapus
  4. kamu cantik sekali Asmaa, tapi masih cantikkan aku, hehe..
    aku serius banget bacanya, kukira ini fiksi yang endingnya happily ever after, tapi saat membaca raut muka Andromeda, kukira ini berakhir tragis karena cinta Andromeda bertepuk sebelah tangan karena Samudera menikah dengan sahabatnya, ternyata... *langsung murung di pojokan*

    keren, keren fiksinya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe untung serius membacanya sampai akhir. Kalo engga...salah persepsi deh ya.

      Hapus
  5. Bagus banged kalimatnya.. Terharu membacanya. :'|
    Mampir di blog aku ya.. kita saling follow :D http://febriypondlif.blogspot.com/

    BalasHapus
  6. Pertama kali melihat judulnya, saya kira pernikahan terlarang gitu.
    Eh, ternyata endingnya malah sedih banget, dan nggak ketebak. Speechless.
    Fiksinya bagus, Ma! Hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu bingung banget, Bang asli deh nyari judul yang apik hehehe.

      Hapus
  7. bagus! cuman pengantarnya kurang sadis! hahahaaha.
    salam blogwalking ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Awalnya lebih panjang dari ini. Tapi karena ini flash fiction pertama, jadi agak takut nggak dibaca sampai habis hehehe

      Hapus
  8. eh.. menikah dengan orang yang baru meninggal.?? ih sereem deh..

    BalasHapus
  9. Cerita apapun, tulisanmu tetap sudah punya gayanya sendiri. Salut deh.
    Gue juga tahu sih dari paragraf awal kalo ini fiksi. Ngga mungkin badanmu begitu *jahat*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha iyaa emang badanku lebih bagus dari itu kok. Abang tau banget :p

      Hapus
  10. *mangap* alur maju mundur yang menarik mbak,, jadi terbawa !!

    BalasHapus
    Balasan
    1. *tertawa**bilang makasih**senyum lebar*

      Hapus
    2. *tertawa**bilang makasih**senyum lebar*

      Hapus
  11. Nggak nyangka kalo akhirnya bakal gitu. Keren :v

    BalasHapus
  12. Bagus ceritanya..
    Suka sama diksi-nya..

    Bisa sih, bikin cerita fiksi yang 'hidup' kayak gini? Buku favoritnya apa?
    *mulai kepo*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah, buku favoritnya adalah.... Sobotta :p

      Hapus
  13. siapa nih yang mau nikah :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sedih, ah kalo baca komentar beginian :(

      Hapus
  14. kaget >< gak nyangka >< keren! :))

    BalasHapus
  15. Ini cuma fiksi, why so serious? Karena penulisnya serius menulis jadi pembaca bisa serius terbawa suasana. Tulisanmu selalu keren :)
    Tapi aku agak bingung sama paragraf yang dibawah kalimat pemberkatan itu, dibawah kata I do. Lagi-lagi. Si Bintang sudah menikah berapa kali? @_@ aku nggak ngerti heheheh...
    Sekali lagi KEREN!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe Bang Ipe udah lama ya nggak ke sini.
      Oh, lagi-laginya itu untuk suasana mengharukan. Berkali-kali Bintang menahan tangis biar ngga keluar gitu maksudnya.

      Hapus
  16. gue nggak ngerti akhirnya, maklum cowo suka baca komik -..-

    BalasHapus
  17. aku kira Andromeda memucat karena suka sama si Samudra, eh ternyata -,- endingnya gak seperti yg aku pikirkan. two thumbs up mbak as :))

    BalasHapus
  18. Ceritanya rumit
    but anyway ini bagus :))

    BalasHapus
  19. aaaak, kereeeen... udah gabisa komentar yg lain lagi selain itu maa :')

    BalasHapus
  20. endingnya ngga kebayang kalo bakalan kayak gitu. Merinding abis baca endingnya

    Keren mba :) hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe awas lho nanti Samuderanya bangun.

      Hapus
  21. lompatan-lompatan diksi yang sungguh menggairahkan, enerjik, tapi juga pilu.
    Mantabs saudaraku. :)
    Salam hangatku Mbak Ashima

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo terima kasih sudah mampir, Kak Adib.

      Hapus
  22. wow, keren nih mak ashima! sukses selalu yaa :D

    BalasHapus
  23. wahh...tcakep !!!!!! kerenn !! ngga nyangka... kalo si Bintang nikahnya ama Samudra yg sudah meninggal -__- miriss...

    untung aja si bintang penyabar dan tabah, karena kalo ia berontak dan ngga terima keadaan dia bakal berontak dan teriak..

    "TIDAKK........ JANGAN TINGGALKAN AKU !! KUBURKAN AKU BERSAMANYA !!!"

    :3

    BalasHapus
  24. Habis bacanya sambil nelen ludah. Ludah sendiri. Keren! Sudah sekali. Itu saja.

    BalasHapus
  25. ka ajarin buat tulisan kayak gitu sih -_-

    BalasHapus

Hello, there! Welcome to harianiseng. Have you travel around here a lot, and get lost? Make sure to pay a visit later! Love.

FRIENDS OF MINE

Subscribe