#Day 10: Thailand, It's Me!

Senin, Desember 09, 2013


Go backpacking! | Photo Credit: initute

Saya sedang begitu berkonsentrasi, dan juga separuh mabuk, membaca lembaran jurnal-jurnal ilmiahbenaran jurnal ilmiah, lho!— ketika lampu notification di laptop berkedip oranye, menandakan ada email yang masuk. Tidak begitu bergairah mengeceknya karena… seperti biasa, mungkin hanya email pemberitahuan dari web-web atau mailing list yang saya ikuti. Hahaha emang ya, kasian saya. Email saja sepi. Huft.

Membuka email menjadi pekerjaan paling membosankan akibat koneksi akhir bulan jadi kuota limit. Pfft. Dan… HAHAHAHA saya terkejut sendiri ketika laman akhirnya selesai loading dan segera membaca badan email-nya. Dari salah satu teman lama saya, sama-sama merantau di Yogyakarta dan kebetulan kuliah di tempat yang sama. Hal mengejutkannya bukan siapa yang mengirimkan email itu, tapi apa—

Jadi dia bilang,
__________________________

            Dear, Asmha.
            Me, as a good-friend in this perantauan, I’ll tell you that I’ve decided to backpack to Thailand with some of friends. Enjoying the new year eve and another adventure stuff. So, let’s join us there. Don’t too worry about the money (I already know what you think about :p). Confirm ASAP, Ma. After you got this, call me!

___________________________

Don’t you realize that? Seseorang baru saja mengajak saya travelling begitu jauh! —meskipun bukan berdua. Seseorang baru saja melakukan hal paling romantis sedunia pada saya! —sayangnya dia perempuan. Dan, yeah, ketika ada seseorang yang begitu berbaik hati mengajakmu serta, kenapa kamu harus susah-susah menolak?

Okay, the first thing what I think about is.. yes it’s about the money. Hahaha. She already knows me so well, huh. Si teman meminta saya untuk tidak terlalu memikirkan bagian ini, jadi mari kita berpikir optimis kalau dia mau menanggung semua akomodasi perjalanan saya selama backpacking ke Thailand. Hahaha. Hal kedua adalah memangnya Umi membolehkan? Uff, agak sedikit khawatir sebetulnya karena lebih baik disuruh makan sampai kenyang daripada minta izin pergi sama Umi. Hahaha oke perbandingan yang buruk, saya tahu :p

Setelah telepon panjang lebar —dengan sinyal ponsel yang aduhay— akhirnya Umi membolehkan. Tentunya setelah beberapa jam selang saya telepon, berdebat seru dengan Abi. Eh, saya sempat dikerjai dengan diharuskan mengajak Abi ikut serta. Untungnya itu cuma wacana. Hahaha. Jadi… ini akan jadi perjalanan pertama saya pergi ke luar negeri. Yang lebih eksotis lagi, bukan sekadar travelling buang-buang duit, tapi… yes, you can call me a backpacker! Aaak, perut saya bahkan sampai kram akibat terlalu gembira!

Beberapa hari lalu, saya baru bertemu dengan si teman —dia tidak mau disebutkan namanya di sini hahaha, juga lima atau enam teman lainnya yang akan ikut serta pada ekspedisi kali ini, ceileh, Ma, ekspedisi! Kami berdiskusi seru soal banyak hal yang harus kami persiapkan selama menjelma menjadi backpacker di Thailand. Iya, jadi kami sudah memutuskan akan berangkat dari Yogyakarta akhir Desember besok, dan pulang pada pertengahan Januari tahun depan. Yup, kami bahkan semacam setahun menggembel di negeri orang. 2013-2014! Hahaha.

Akhir-akhir ini, apabila tidak disibukkan dengan tugas kuliah, saya menyempatkan diri berkutat dengan web-web di search engine serba-serbi tentang Thailand. Karena ini pengalaman pertama saya backpacking ke luar, jadi saya tidak mau memberi pencitraan kalau saya ini amat-sangat-banget cupu dan kudetAnggi’s quote of the day. So, big thanks to internet, karena membuat semuanya terlihat begitu mudah, dari how to get there with a low cost, akomodasi, hostel-hostel termurah, rute perjalanan, juga beberapa hal-hal lain yang membuat saya ingin cepat-cepat pergi.



Saya juga membuat beberapa daftar hal yang harus dilakukan di Thailand, besok. Hehehe karena sumbernya masih berupa googling dan stalking sana sini, jadi maafkan ya kalau tidak sesuai dengan kondisi di Thailand. 



THINGS TO DO IN THAILAND

Tidur di hanggar bandara Suvarnabhumi Bangkok
Sebagai seorang backpacker, tidur bukan suatu masalah yang merepotkan. Mereka terbiasa tidur di hostel-hostel murah, pelataran toko, atau di ruang tunggu terminal. Dan saya rasa tidur di sudut-sudut bandara internasional kepunyaan Thailand patut dicoba. Merasakan sensasinya tidur berbalut sleepingbag semacam kepompong dengan orang-orang yang memperhatikan keheranan. Hahaha. Sounds great!

Mencoba naik tuk-tuk di sepanjang jalan Metropolitan Bangkok

tuk tuk tuk | Photo Credit : this.
Di salah satu buku yang saya baca, digambarkan bahwa Bangkok tidak jauh berbeda dengan suasana Jakarta. Hmm.. mungkin macetnya atau aura belanjanya yang sama. Bahkan ada kendaraan yang serupa dengan Bajaj di Jakarta, Tuk-tuk. Bedanya mungkin kalau Bajaj warna khasnya adalah oranye dan biru, Tuk-tuk ini lebih berwarna-warni. Tidak ada alasan khusus, sih. Hanya ingin merasakan sensasinya mengukur jalanan Bangkok naik Tuk-tuk ini. Kira-kira bergetar-getar juga ngga, ya, seperti ketika naik Bajaj? Hahaha.


Mendengarkan logat English orang asli Thailand secara langsung.
Saya sering menghabiskan waktu untuk maraton film-film Thailand. Salah satu poin perhatian saya ketika menonton film mereka adalah pada intonasi dan logat suaranya. Bukan bermaksud apa-apa, intonasi mereka terdengar menarik di telinga saya. Meninggi di bagian akhir. Ringan. Semacam cempreng. Duh, saya tidak akan minder lagi kalau menjadi warga Thailand hehehe.

Nah.. di Thailand, sehebat apapun kemampuan bahasa Inggrismu rasanya belum cukup dijadikan alasan untuk dapat bertahan hidup di sana, —kecuali lawan bicaramu adalah seorang tour guide. Berbicara dengan pronunciation dan grammar yang tepat pun belum tentu membuat penduduk asli Thailand mengerti karena mereka suka menghilangkan huruf tertentu dan menggantinya dengan seenak hati. Daripada malah salah mengerti, sepertinya bahasa tarzan lebih dapat diterima, ya? Hahaha.

Ah, ada baiknya sedikit-sedikit belajar bahasa Thailand yang sering dipakai. Misalnya khap khun kha (terima kasih), sawaddi kha (selamat datang), ni thau rai? (ini harganya berapa?). Oh ini yang paling penting chan rak ther, artinya? Hahaha cari tahu sendiri :p


Belanja di Catuchak Weekend Market

Hunting much stuffs here. | Photo Credit: this.

Catuchak Market ini merupakan salah satu pasar terbesar di Thailand. Bahkan katanya, saking besarnya sampai-sampai disediakan peta. Agak mengkhawatirkan juga untuk orang yang buta arah dan mudah tersesat seperti saya. Takut tidak bisa keluar dari sana setelah masuk. Bukan, bukan. Bukannya hanya karena tidak dapat menemukan pintu keluarnya, juga karena terlalu banyak barang-barang lucu yang ingin saya bawa pulang dari Catuchak Market ini. Hahaha.


___________________________


Yapp! Beberapa hal kecil soal Thailand yang bisa saya ceritakan ala kadarnya. Jadi bagaimana rencanamu akhir tahun ini? Semoga menyenangkan, ya! 





xoxo,




Ma ♥

p.s:
Saya tidak benaran mau pergi ke Thailand akhir tahun ini. Biar agak greget ketika menulis ini, saya membayangkan saja suatu saat ada e-mail masuk secara tiba-tiba, kemudian mengajak saya backpacking ke Thailand, atau tempat manapun. Ya, tentu. Akan saya iyakan dengan segera. Hehehe. 

You Might Also Like

22 COMMENTS

  1. Gara-gara baca Naked Traveler, jadi pengen backpack keliling Asia Tenggara. Dan Thailand ini emang surganya backpacker.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo aku semacam teracuni sama blogger-blogger traveller gitu, Kak :3

      Hapus
  2. wah...keren... kapan yah keberuntungan dateng pada ku juga.. bisa pergi ke luar negri ... :)

    BalasHapus
  3. hah.. benar sekali tuh..
    enak juga diajakin suatu saat ke thailand. kalau gitu aku juga mau sekli.. hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mas Agha ngga boleh ke sana. Jaga rumah aja :p

      Hapus
    2. hah.. jadi penjaga /satpam rumahmu berarti.. ah tidak...
      iya gak apa apalah.. yang penting kamu bahagia dengan perjalananmu ke Thailand. kan aku bisa minjem buku-bukumu sambil jagain rumahmu.. hehe

      Hapus
  4. Semoga ada yg ngajakin ;-) berdoa yang kenceng yaaaa hahaha

    BalasHapus
  5. Semoga terwujud dan menyenangkan ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe terimakasih Mba Titis super cantik =))

      Hapus
  6. Negeri gajah, ah kalau beneran, ajak juga aku lah kak, yaaa kita kan udah kenal satu sama lain kan yaa jadi yaa hahaha *opo sih*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha yuk Nof, tapi bayarin akomodasi dari Yogya ke Thailand ke Yogya lagi ya :p

      Hapus
  7. wah asik nih, eh kepikiran buat coba kuliner ekstrimnya ga? hehehehe.... *halal ga, sih?*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngga tau. Kalo di film-film pakainya daging babi... bahkan anjing. Ugh.

      Hapus
  8. Dengan ngebaca artikel ini aja berasa sedang di Thailand..infonya lengkap, semoga bisa ke sana juga, walaupun gatau ntah kapan hahha

    BalasHapus
  9. enak bener yak diakomodasiin ke thailand.
    saya juga mau dong...

    kalo saya sendiri akhir taun mau mudik ke kampung sekalian mampir ke kondangan nikahan temen hehehe

    BalasHapus
  10. Ishhh ceritanya bikin ngiler. Saya suka sekali dengan Thailand. Filmnya asik-asik (ceweknya kece-kece sih hehehehe). Tapi belum sempet kesampaian kesana.

    BalasHapus
  11. aaa.. thailand lagi...
    memang aku belum pernah kesana, tpi sahabatku baru aja dari sana
    dan aku hanya bisa mendengarkan ceritanya dan liatin foto2nya.. T___T

    BalasHapus
  12. Pengen banget jadi backpacker Indonesia terus keliling Indonesia ^^

    BalasHapus

Hello, there! Welcome to harianiseng. Have you travel around here a lot, and get lost? Make sure to pay a visit later! Love.

FRIENDS OF MINE

Subscribe