Cerita Magang

Minggu, Desember 29, 2013

Untitled | Photo Credit: __



Kalau menyebut magang sepertinya malah melemparkan ingatan kita ke mahasiswa-mahasiswa tingkat akhir yang tengah sibuk nyekripsi sambil wara-wiri mencari pekerjaan, ya? Jadi, kalau saya sebagai mahasiswa baru yang masih unyu ini, bilang saya sedang magang, kamu percaya tidak?

Iya, saya benaran sedang magang, lho. Dan ternyata kata-kata magang ini tidak harus diidentikkan dengan sekelompok manusia berumur tanggung, berkemeja putih, rok dan celana hitam, sepatu pantofel, senyum menempel sepanjang hari; yang tengah magang menjadi karyawan di suatu perusahaan. Enggak, lho! Karena ternyata magang pun bisa dipakai untuk anak baru yang mendaftar BSO Kampus, seperti saya dan teman-teman angkatan 2013. Kalau yang belum tahu BSO, BSO ini kependekan dari Badan Semi Otonom, kalau di SMA semacam ekstrakurikuler. Tempat kita menggali potensi dan passion kita lebih dalam.

Awal kuliah kemarin saya mendaftar salah satu BSO Fakultas Kedokteran. Inisialnya Medisina. Btw, itu bukan inisial ding hehehe. Nah, Medisina ini salah satu BSO yang bergerak di bidang kepenulisan. Menerbitkan buletin tiga bulanan dengan tagline yang sama, “Medisina”. Para pendahulu Medisina saat ini tengah mempersiapkan produk baru. Majalah Medisina!

Oh, iya. Medisina ini terdiri dari empat divisi: Redaksi, Riset, Usaha dan Marketing, juga ProdArt mungkin singkatan dari Produksi dan Art, saya lupa. Hehehe. Jadi Medisina bukan hanya tempatnya manusia-manusia yang punya kesukaan menulis aja, juga tempat berkumpulnya mereka yang sering mempertanyakan sesuatu (riset), yang ahli mengumpulkan uang (usaha dan marketing), pun menyediakan tempat untuk mereka yang jago gambar dan menyukai keindahan (Prod’art). Dan tentu saja, Medisina dapat dijadikan sebagai wadah untuk saling belajar mengenai hidup.

Waktu itu, saya mendaftar menjadi redaksi. Dengan kemampuan menulis yang masih pas-pasan seperti ini, sebetulnya agak ketar-ketir juga karena ada sejumput ketidak-yakinan kalau saya diterima. Tapi saya tetap lanjut terus dan mengikuti alur masuknya. Beberapa kali ditolak kepanitiaan sepertinya telah berhasil membuat saya pandai menerima hal buruk sekalipun.

Alur pertamanya adalah wawancara. Saya diwawancarai oleh Mbak Izza, mahasiswa Pendidikan Dokter 2012, dan saat ini beliau telah menerbitkan satu novel berjudul ehm.. kapan-kapan saya tanyakan, ya! Hehehe. Pertanyaan-pertanyaan ketika wawancara meliputi hal-hal umum yang biasa ditanyakan saat perekrutan anggota baru. Semisal alasan ingin bergabung, hal yang diketahui tentang Medisina, kesan pertama ketika membaca buletin Medisina, kekurangan dan kelebihan diri, dan masih banyak lainnya.

Hal yang paling saya ingat adalah ketika Mbak Izza bertanya, “Kenapa kamu suka menulis, Ma?”

Dan pertanyaan ini malah membuat kami berdua cerita banyak soal tulis-menulis. Banyak! Sampai-sampai sepulang wawancara saya langsung menuliskannya di netbook karena rasanya menyenangkan bertemu dengan orang yang sepemikiran dan seperasaan. Meskipun belum juga dipublish di blog sampai saat ini karena… belum juga menemukan kata yang tepat untuk mengakhiri. Hehehe. Sayangnya saat itu saya belum tahu kalau tulisan Mbak Izza tengah masuk percetakan. Sayangnya lagi Mbak Izza ngga keceplosan cerita kalau namanya sebentar lagi akan muncul di halaman depan buku. Duh, sayang ya. Padahal siapa tahu saya bisa minta tips-tips menerbitkan buku, at least, minta tanda tangannya juga, deh. Hahaha.


Berikutnya ada event pelatihan Jurnalistik. Awalnya saya kira ini semacam sharing dengan sesepuh-sesepuh Medisina, tapi ternyata tidak main-main, lho, Teman! Pelatihan Jurnalistik ini mengundang narasumber dari dosen-dokter FK UGM yang namanya sudah sering wara-wiri di kolom ilmiah. Bahkan mengundang pembicara dari Kedaulatan Rakyat Yogyakarta. Oh, ini yang paling penting. Kami tidak dipungut biaya sejumput pun, tetapi mendapatkan sertifikat, laptop bag, hardcopy materi, snack, dan… makan siang. Hahaha. Indahnya.

Selama pelatihan kami diajari cara-cara menuangkan berita agar menggugah pembaca untuk membaca tulisan kami sampai selesai, bagaimana wawancara yang baik dengan narasumber, dan banyak lagi. Saya tidak mau membocorkan rahasia perusahaan dong.



Sekitar seminggu setelah pelatihan Jurnalistik, kami—si anak baru, diundang untuk berkumpul lagi. Ternyata eh, ternyata berbarengan dengan pemberitahuan kalau kami telah diterima di Medisina. Yey! Nah, sebelum resmi masuk menjadi awak Medisina inilah, kami diberi tugas magang berupa membuat buletin.

Membuat sebuah buletin ternyata tidak semudah membacanya. Sempat diskusi alot menentukan tema dan ketika akhirnya diputuskan, kebingungan lagi menentukan artikel yang akan diisikan. Rasanya dada ini begitu penuh ketika mendengar kabar bahwa hasil kerja keras kami saat ini sedang menginap di percetakan. Huah!


Buletin Medisina. 


Thanks a lot untuk kakak-kakak pengurus Medisina yang sudah menyediakan banyak waktunya dan membantu begitu banyak; khususnya Mas Jindan dan Mba Anes. Juga teman-teman si anak baru Medisina atas kerjasama dan semangat superb-nya; spesial Komjen dan Sherli. Terima kasih super-super untuk narasumber yang merelakan waktunya untuk diwawancarai. Untuk pihak-pihak yang tidak sengaja ketiban repot ataupun membantu secara tidak sengaja. Dan.. Thanks Allah, I’m nothing without You.

***

Hari ini sepertinya bukan momen yang tepat untuk bercerita mendetail soal Cerita Magang ini. Mungkin akan berseri seperti serial telenovela di televisi. Mungkin akan ada Cerita Magang #2, Cerita Magang #3, #4, segitu terus sampai bosyeen.

Kapan-kapan, ya, saya ceritakan lebih lengkap. Kapan-kapan… kalau tidak hujan. 



xoxo,



Ma. 

p.s:
Dapat ID juga sebagai seorang reporter di majalah tingkat Fakultas. Meskipun ragu akan bisa berkonntribusi maksimal. Hehehe. Sedihnya namanya salah ketik. Dampak kecanggihan autocorrect komputer saat ini. Hukss.


Keren, kan! Abaikan typo. 

Oh iya, saat ini rasanya saya ingin membelah diri menjadi tiga. Asma yang akan menghadapi UAS. Asma yang menyelesaikan tugas-tugas kuliah. Dan.. satu lagi untuk Asma yang asli; tidur sepanjang hari. Hahaha ngaco, ah!

Saya juga sudah mengupdate seri Cerita Magang ini karena tidak hujan hahaha. Dapat kamu baca di sini, Cerita Magang #2: That Hard-work dan di sini, Cerita Magang #3: Titik Tolak

You Might Also Like

39 COMMENTS

  1. Cie amak anak magang hihihi :3 Haduh itu typonya kok kebangetan sih :)) Autocorrectnya terlalu 'auto' XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe kan bareng sama kamyuuu. Iya sedih nih jadinya.

      Hapus
  2. waah Masya Allah.. pas SMP juga aku pernah jadi ketua jurnalistik, pas pengen bikin majalah sekolah, akunya mau UN (pas kelas 3), akhirnya batal deh.. dan sekarang jg udah nggak ikutan, males kebanyakan ngedit tulisan anggota yg tulisannya mau masuk mading.. ^__^
    O ya, baru tau kak Asma mahasiswi kedokteran, keceh banget..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe yasudah yang penting tetep nulis aja. Kan ngga cuma disalurkan lewat ekskul jurnalistik aja, bu Ketua :))

      Hapus
  3. seharusnya gak ada TH ya mbak hehehe. Bisa kuliah di UGM , mimpi saya di s2 semoga kesampean hehehehe

    BalasHapus
  4. hihihi kita sama-sama terjun di bidang yang sama asma, cica juga jadi jurnalis di tabloid kampus. nama tabloid nya SAKSI. sebelum di sah kan jadi anggota juga ada pelatihan jurnalistik sperti kamu, dan pembicaranya langsung dari beberapa wartawan koran ternama yang ada di Riau. nyihihi :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah pasti sama menyenangkannya kaya alur masuk Medisina ya, Ca. Hahaha. Oh iya. Semoga ID Card-mu ngga typo.

      Hapus
  5. wah seru.
    makin banyak saingan di dunia jurnalistik sepertinya. haha
    btw, baru sadar kalau template blog ini sama dengan punya asma zahidah.
    sama-sama asma. semoga gua gak bingung membedakan kalian berdua

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang penting terus saling dukung ya. Hehehe.
      Iyakah? Ah sedih. Habisnya template gratisan sih jadi ngga spesial.

      Hapus
  6. Dan untuk tahun ini saya dipercaya jadi Editor in Chief buletin kampus.

    BalasHapus
  7. Semangat Kak Asma, lanjutin dong #CeritaMagang nya, terus bikin buku, biar sama kayak Mbak Izza, seniornya tadi :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe iya banyak yang pengen diceritain nih sebetulnya. Waaaks aamiiin, Syifa.

      Hapus
  8. "mamas-mamas" ini klo dalam bahasa sunda artinya jorok lho, hahaha, keep posting deh mba :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena takut ambigu akhirnya saya ganti menjadi lebih sopan. Hehehe terima kasih, Kang!

      Hapus
  9. kalo baca cerita magangnya kayanya lumayan berkesan. beda sama magang yg pernah saya jalani dulu disalah satu unit kegiatan kampus. anak kedokteran ya? hebat :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh yang paling penting harus aktif sepenuh hati setelah resmi diterima, Kak. Iyaa.. Prodi Gizi Kesehatan.

      Hapus
  10. keren! medisina UGM itu emang asik dibaca, sarat makna dan bobot materinya bagus! kapan dikirim ke Unsoed? hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah Mas Hafidh tahu Medisina juga? Semoga tetap begitu dan lebih baik lagi ke depannyaaa..
      Hahaha sini ambil aja ke UGM langsung fresh dari cetakan.

      Hapus
    2. haha, saya punya teman di FK UGM jugaa,, tp lama g jumpa.. oke dah kalau ada kesempatan dalam kesempitan (?) saya coba main2 ke jogja~

      Hapus
  11. how lucky you.. beda dengan saya yang cuman duduk manis aja pas baru masuk kuliah.. :)

    BalasHapus
  12. Ampun deh, mentang-mentang di kedokteran, namanya sampe typo nama penyakit...

    Sukses terus, Asma!! Aku jg magang di buletin dan majalah... tapi di jurusan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha iya Len jadi bikin sedih. Wah kembali sukses yaa. Semangatss.

      Hapus
  13. Bagi-bagi dong ilmu jurnalistiknya, masih belum paham-paham soal penulisan jurnalistik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe saya juga masih belajar, Mas. Masih cupu.

      Hapus
    2. Hasil belajarnya dishare ke blog aja, biarkan saya jadi pembaca setia :D

      Hapus
    3. Hehehe iyaa. Mas IP juga bagi-bagi ya :p

      Hapus
  14. cie yang magang:3 gaenak banget ya kak kalo nama salah ketik:|

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe. Iyanih sedih tapi yang penting tetep kece kaya si single kece :p

      Hapus
  15. dapet gaji gak ka ;p? berapa?

    BalasHapus
  16. waa, ada namaku. hahaha. dek asmaaaa, aku ngefanssss sama kamuuu. mksh ya dek udah nulis tentang medisina di blog. mksh atas pemikiran yg udah km utarain di awal magang ini. semangat terus ya dek, aku percaya kamu punya bakat besar, jadi ayo kita sm2 berjuang dg bakat itu :). ya dek asTHma? hahaha. kamu kl macem2 tak kasih bronkodilator lhooo dek. hehe

    *hayooo lho dek ati2 skrg km tak kepoin :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak Izza.. kenapa bisa nyasar di sini? Omegot.
      Hahaha iyaaa mohon bimbingannya ya Mbak biar ngga sia-sia nih aku berjuang begitu keras di Medisina :p
      Aku ngga tahu bronkodilator itu apa....*buru-buru googling*

      Hapus
    2. bronkodilator itu obat asma dek, hehe.. buat melebarkan diameter bronkus saat serangan asma.

      Hapus
    3. Iya master terima kasih atas pembelajaran hari ini.

      Hapus

Hello, there! Welcome to harianiseng. Have you travel around here a lot, and get lost? Make sure to pay a visit later! Love.

FRIENDS OF MINE

Subscribe