Prakata 2014 (yang terlambat)

Sabtu, Februari 01, 2014

Hey, happy 2014 everyone! And be the odds be ever in your favor.

Baby, please be mine. | Photo Credit: here

Saya dapat memastikan (secara random) bahwa saya sangat terlambat menuliskan prakata penyambutan tahun baru kali ini. Ah, tetiba saya kehilangan ide untuk membuat alasan yang cukup masuk akal. Jadi, bagaimana kalau kita melupakan keterlambatan ini dan membiarkan saya kembali membual saja? Hehehe.

Saya menyadari; ketika teman-teman blogger lain saling berebut memenuhi dashboard blog saya dengan post-post berhiaskan ucapan selamat tahun baru, rangkaian rasa terima kasih kepada orang-orang terdekat untuk hari-hari di tahun lalu yang menggembirakan, potret kembang api membuncah di langit, cerita kocak mengenai persiapan dan serunya acara malam tahun baru mereka, atau deretan bucket list yang bertambah; saya justru terlena.

Oh, tentu tidak kelewat terlena sampai melupakan blog kesayangan ini. Tidak. Mengingat cukup banyak post yang sudah saya publish 2014 ini, saya akan memberanikan diri mengatakan: ini awal yang baik untuk mempererat hubungan saya dengan si harian iseng. Meskipun hanya sejumlah sepuluh post dalam Januari kemarin, bagi saya ini progress yang baik, sih. Hehehe.

Dan cerita kali ini bermula dari Yogyakarta, kota yang telah berbaik hati menerima kepindahan hati saya.

Saya tidak mau susah-susah berbohong mengaku saya tidak menikmati tahun baru di kota ini. Lagipula bagaimana tidak senang? Tahun-tahun sebelumnya, saya terbiasa menghabiskan tahun baru dengan berdiam diri di kamar sendirian, membaca buku atau online sepanjang malam di depan netbook. Sementara momen tahun ini berubah menjadi beberes kamar indekos dari amukan handout kuliah kemudian menyeterika tumpukan kain kusut. Ya, kegiatan yang sedikit bermanfaat deh. Hehehe.

Kalau tahun-tahun sebelumnya hanya mendengarkan sayup-sayup pecahan kembang api yang sesekali mampir di telinga, tahun ini saya bahkan mulai bosan mendengarkan gegapnya kembang api yang memenuhi langit Yogyakarta hampir satu jam lamanya.

Perbedaan yang asyik, kalau saya boleh menambahkan.





Cerita berlanjut pada harian iseng yang tengah menuju tahun keempatnya bulan Juli mendatang.

Jadi ceritanya, beberapa bulan lalu, saya menemukan buku harian semasa SMP terselip di bawah tumpukan buku berdebu di rumah eyang. Oranye. Bergambar Snow White dengan glitter memenuhi sampulnya. Terkunci. Tetapi saya tetap dapat membukanya karena ternyata masih menyimpan anak kuncinya.

Lucu, kata pertama yang terlintas ketika saya membolak-balik halamannya.

Saya tidak berhenti tersenyum ketika membaca ulang kalimat-kalimat spontan yang dulu pernah saya catat. Terpaksa mengingat kenangan dulu karena merasakan emosi dari setiap ungkapan yang saya tumpahkan di atasnya. Wangi kertas-kertasnya pun memberikan semacam isyarat pada saya bahwa kamu pernah, lho, Ma mengalami masa-masa menyenangkan seperti ini. Ah, kamu tahu, membaca buku harian itu rasanya seperti menemukan buku yang didedikasikan kepada saya di masa depan :))

Dan sepertinya, lewat buku harian inilah saya menemukan terapi dari setiap rupa emosi yang saya rasakan: menulis.

Karena itu, saya tidak terkejut sudah sejauh ini melangkah bersama harian iseng. Sungguhan tidak terkejut sama sekali karena bagi saya semuanya mengalir begitu saja hingga saat ini.

Kamu tahu, secara tidak langsung, saya tumbuh berdampingan dengan si harian iseng. Bagaimana saya menceritakan sebagian masa-masa menyenangkan saya di posting yang tersebar dari tahun ke tahun. Bagaimana saya membiarkan potongan-potongan cerita itu hidup dan ceroboh membiarkan orang lain turut menerka ‘seperti apa jalan pikiran si anak ini?’ Terkadang menyelipkan harapan dan impian saya di masa depan dengan gegabah, namun beberapa membuat saya bersorak karena berhasil menyatakannya. Duh, menyenangkan. Saya mau saja mengulang momen seperti ini lagi kapan-kapan.

Selanjutnya, tahun 2014 ini, saya tidak akan berhenti menulis —meskipun masih saja alay, tetapi saya tahu, saya akan memperbaikinya dari waktu ke waktu—, tetap main blog dengan semangat —asal tidak membuat lupa waktu dan masih ada kamu yang setia tersesat di harian iseng.

Dan… membuat harian iseng terlihat lebih hidup selaiknya seorang pencerita yang handal. Hehehe.

Kamu sendiri bagaimana? Masih belum putus asa untuk tetap menulis, bukan?

salam sayang,


Ma.

p.s
#tematicblogJB


You Might Also Like

16 COMMENTS

  1. samaa aku juga bakal terus ngeblog sama jejak si miawku :D
    selamat ngeblog terus mba asma... selamat februari :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe Syifa dan Si miaw yang tidak terpisahkan.

      Hapus
  2. telat sebulan gak papa lah kalo masih mau ngebahas tahun baru, daripada telatnya beberapa bulan entar yang ada malah jadi penyakit. Lah.... ini emang telat apaa? udah lupain aja.

    Nemu lagi buku harian lama itu emang bisa bikin senyum-senyum sendiri, mau gak mau memori lama muncul lagi. Tapi yang paling keren dan saya setuju banget sama yang ini "Dan sepertinya, lewat buku harian inilah saya menemukan terapi dari setiap rupa emosi yang saya rasakan: menulis." SETUJU BANGET.

    oh, iya. izin follow blognya :) salam kenal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heeeei. Ini kan abang-abang abortus temen tukeran banner pertama dulu. Hehehe akhirnya kesasar di sini juga, pasti lupa deh sama Asma yang ini. Selamat datang yaaa *nari tor-tor*

      Hapus
  3. bongkar-bongkar berhadiah, hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe iya..ditambah hadiah debu juga sih.

      Hapus
  4. Hehehe... emang orang jogja bahasanya aluuuuuussss banget kaya tepung di ayak. Jaman masih bocah banget ya kita ya kalo udah berhadapan dengan buku diary berwarna - warni, dituker sama temen buat ngisiin biodata doang. Hahaha.. emang masa - masa yang paling seenaknya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha yapo? Tapi aku sih bukan orang Jogja aslinya, Mas, numpang hidup aja.
      Wooh iya kok samaan sih. Nyatanya nggak cuma anak perempuan doang ya yang suka begita.

      Hapus
  5. Bisa jadi, kaka type orang yang terpuaskan ketika membaca buku dan menulis. Dan kadang kalau udah hangout rasanya masih lebih enakan di kamar. manusia itu unik sekali~

    hihi, aku masih mau semangat menulis lagi. semoga semangat kakak menular ke aku~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semacam itu kali ya. Tapi kalo udah ngobrol sama orang yang tepat, rasanya udah lupa waktu juga sih hehehe
      Hayooo saling menularkan aja yaa.

      Hapus
  6. Gua sih nulis kalau lagi ada modem aja,, tpi Keren kata2nya kak.. Terus berkreasi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, padahal bisa lho nulis lewat word, lewat kertas sobekan, baru deh di publish berondongan setiap ada modem. Hehehe iya semangat juga ya.

      Hapus
  7. saya jadi mengingat buku diary saya yang bergambar wanita cewek berambut keriting bermain bola, tulisan yang penuh rasa resah, bimbang. ah, masa-masa itu... :')

    BalasHapus
  8. Yah, gue selalu nulis setiap harinya..
    kalo gak di twitter di faebook, kalo gak ya di blog.. he he
    nice post :)

    BalasHapus
  9. Udah lama ga sempet nulis akibat kesibukan di dunia nyata, tapi melihat blogger-blogger yg tulisannya asik kayak kamu...jadi kembali semangat untuk nulis lagi, hahaha

    BalasHapus
  10. you will be the best #amin :D

    BalasHapus

Hello, there! Welcome to harianiseng. Have you travel around here a lot, and get lost? Make sure to pay a visit later! Love.

FRIENDS OF MINE

Subscribe